Pertemuan Parlemen se-Dunia di Bali, Bahas Isu Aktual Termasuk Rohingya

Pertemuan Parlemen se-Dunia di Bali, Bahas Isu Aktual Termasuk  Rohingya

Anggota Parlemen dari sejumlah negara di Dunia berpartisipasi dalam World Parliamentary Forum on Sustainable Development. Kegiatan 2 hari (6 & 7 September 2017) yang terselenggara di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) membahas berbagai isu aktual. Diantaranya soal upaya parlemen di Dunia mendukung terwujudnyaSustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030, dan mendorong terciptanya kedamaian di Rakhine, Myanmar.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Setya Novanto menyampaikan, parlemen sebagai representasi masyarakat berkewajiban mendukung tercapainya agenda dunia. Tidak hanya itu, parlemen juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan perdamaian dunia, salah satunya mengakhiri krisis kemanusian yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.


“Kami sangat prihatin atas konflik dan kekerasan yang terjadi di Rakhine, dan untuk itu kami meminta pemerintah Myanmar untuk segera memulihkan stabilitas, dan memberikan perlindungan keamanan secara inklusif terhadap seluruh masyarakat di Rakhine, termasuk terhadap etnis Rohingya,” tegas Setya Novanto dalam sambutan pembukaan World Parliamentary Forum on Sustainable Development di BNDCC, Rabu (6/9/2017).


Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf pada kesempatan yang sama mengatakan agenda World Parliamentary Forum on Sustainable Development salah satunya adalah soal perdamaian berkelanjutan. Dikatakan, Indonesia yakin dalam SDGs, negara dunia telah menyepakati tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Aksi kekerasan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya disebut membuat seluruh delegasi yang hadir prihatin.


“Jadi kami melihat kejadian di Myanmar tidak hanya merupakan kejadian didalam negeri Myanmar sendiri, karena sudah terjadi pelanggaran HAM ya. Bahwa ini crime against humanity, karena khususnya banyak sekali manusia tidak bersalah ya, khususnya perempuan dan anak-anak yang terbunuh, dan ini sangat memprihatinkan,” ucapnya.


Menyikapi kejadian tersebut, Nurhayati mengemukakan,World Parliamentary Forum on Sustainable Developmentdiproyeksikan akan menghasilkan Bali Recommendation. Rekomendasi Bali itu secara garis besar akan memuat berbagai buah pikiran delegasi dalam upaya mengakhiri krisis kemanusian di Rakhine. Nantinya Rekomendasi Bali itu akan ditembuskan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Diharapkan sikap parlemen dunia ini akan membuahkan hasil, khususnya untuk memberikan jaminan keselamatan, dan keamanan etnis Rohingya di Myanmar. 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait