Penundaan Terbang Rugikan Wisatawan

Penundaan Terbang Rugikan  Wisatawan

Keputusan maskapai bertarif rendah Lion Air untuk menunda beberapa penerbangan rute Denpasar dinilai membawa dampak penurunan kedatangan wisatawan domestik ke Pulau Dewata. Alasan pihak Lion Air untuk menghentikan sementara penerbangannya ini dikarenakan low season atau musim sepi kunjungan wisatawan.

Namun hal ini dinilai merugikan konsumen yang memerlukan jasa penerbangan berbiaya murah. Seperti disampaikan Ketua Indonesian Congress and Convention Association (INCCA) Bali, Ida Bagus Surakusuma atau Gus Lolec bahwa maskapai berbiaya murah atau Low Cost Carrier memang disasar oleh wisatawan ekonomi menengah kebawah.

"Sekarang ada istilah hanya dengan paket tour Rp 2 juta bisa terbang dan tidur di hotel di destinasi Indonesia. Dengan berkembangnya pesawat-pesawat budget atau berbiaya murah maka bermunculan usaha untuk membuat paket-paket tour yang kompetitif. Paket ini dibuat berlaku 1 tahun yang sudah melibatkan pesawat low budget," tuturnya di Denpasar, Rabu(25/5).

Namun dengan tiba-tiba karena alasan low season kata dia maskapai tersebut menunda penerbangan tentunya sangat merugikan industri pariwisata terutama travel agent yang membuat paket tour dan konsumen.

"Nah bagaimana paket itu jika sudah terjual dan penerbangan dibatalkan. Mungkin konsumen akan membuat tuntutan pada pembuat paket. Nah sekarang siapa yang dirugikan tentu masyarakat luas. Itu terjadi bagi mereka yang tidak mampu membeli tiket premium," ucapnya.

Gus Lolec mengatakan penundaan penerbangan tersebut patut disesalkan dan perlu dipertimbangkan, apakah keputusan tersebut karena kekurangan pesawat atau terkait kesalahan menurunkan penumpang.

Dia menyatakan selama ini keberadaan maskapai berbiaya murah ini dengan koneksinya yang luas juga berperan dalam mendatangkan wisatawan domestik ke Bali. "Pemerintah hendaknya duduk bareng untuk meminta Lion tetap terbang jangan sampai merugikan konsumen. Padahal ini ada armadanya. Disamping itu maskapai ini juga sudah terbang ke luar negeri yang berperan mendatangkan wisatawan mancanegara ke Bali dan destinasi lainnya di Indonesia," urai Gus Lolec.

Pihaknya mempertanyakan kenapa hanya Lion Air yang melakukan penundaan penerbangan jika karena alasan low season. "Kemungkinan terjadi penurunan okupansi penumpang diatas 50 persen maka kalau terbang jadi rugi. Ini mungkin perkiraan bisnisnya. Penundaan ini signifikan mempengaruhi kedatangan wisatawan ke Bali karena banyak yang memang mencari kelas budget. Bisa mempengaruhi 20 sampai 30 persen penurunan wisatawan," sebutnya.

Dia mengungkapkan berdasarkan pantauan di lapangan lalu lalang wisatawan domestik maupun asing di beberapa pusat wisata di Bali terutama di kawasan Kuta sekarang ini terlihat ramai. Apalagi memasuki bulan ini rata-rata okupansi hotel di kawasan Sanur mencapai 70 persen. "Sekarang tidak begitu low season karena saya sering keliling memantau di lapangan dan di hotel-hotel juga. Kalau low season okupansi hotel itu rata-rata dibawah 40 persen. Sehingga tidak tepat Lion Air beralasan karena low season," cetusnya.

Berdasarkan data pengelola Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai penundaan yang dikarenakan alasan low season ini telah mendapatkan persetujuan dari DAU melalui surat nomor : AU.004/5/21 DJPU.DAU.2016 tanggal 18 Mei 2016 yang penundaannya diberikan sejak tanggal 18 Mei 2016 hingga 17 Juni 2016 yakni ada 5 rute penerbangan diantaranya

1. DPS-BDO(JT.905) : Bandung

2. DPS-BTH (JT.927) : Batam

3. DPS-CGK (JT.017)

4. DPS-CGK (JT.019)

5. DPS-UPG (JT. 926) : Makassar.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait