Pandemi COVID-19, BI Bali Salurkan 1.300 Paket Sembako dan Sarana Kesehatan 

Pandemi COVID-19, BI Bali Salurkan 1.300 Paket Sembako dan Sarana Kesehatan 

Dampak yang ditimbulkan oleh covid-19 cukup kuat terhadap kehidupan masyarakat di Provinsi Bali. Terjadi kelangkaan sarana/prasarana penunjang kesehatan untuk masyarakat, seperti masker, hand sanitizer, sabun antiseptik, disinfektan, dan multi vitamin. Kelangkaan dimaksud berpotensi mengakibatkan masyarakat rentan tertular/menularkan covid-19 kepada masyarakat lainnya.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyalurkan sebanyak 1.300 paket bahan pokok dan sarana kesehatan kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 di berbagai wilayah di Pulau Bali.

"Kami berharap supaya bantuan yang diberikan ini bisa bermanfaat bagi seluruh warga yang terdampak COVID-19. Mari kita bersama-sama bersinergi untuk mengatasi COVID-19, karena ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab kita semua," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara penyerahan simbolis bantuan tersebut di Denpasar, Selasa, (12/5/2020).

Sebanyak 1.300 paket sarana kesehatan dan bahan pokok yang disalurkan melalui program bantuan sosial Bank Indonesia tersebut, terdiri dari tiga lembar masker kain, 10 kilogram beras, tiga kilogram gula pasir dan tiga liter minyak goreng.

"Selain itu, kami juga akan menyalurkan 5.000 pcs masker kain kepada warga yang terdampak COVID-19, bersinergi dengan Majelis Desa Adat Provinsi Bali yang akan membagikan masker tersebut ke seluruh desa adat yang ada di Bali," ujarnya.

Dalam penyaluran paket bahan pokok itu, Bank Indonesia bekerja sama dengan banjar (dusun) dan desa yang ada di lingkungan kantor dan rumah jabatan, serta rumah dinas KPwBI Provinsi Bali. Ada dua desa dan dua banjar yang terlibat, yaitu Desa Adat Yang Batu dan Desa Dangin Puri Kangin yang mewilayahi kantor BI Bali dan rumah jabatan KPwBI Provinsi Bali serta Banjar Tega dan Banjar Antap yang menaungi rumah Dinas BI Bali di daerah Tonja dan Panjer.

Masing-masing desa dan banjar ini akan mendapatkan 100 paket sarana kesehatan dan bahan pokok untuk disalurkan kepada warganya yang terdampak COVID-19.

"Kami juga menggandeng beberapa lembaga seperti ACT Foundation Bali, STAI Denpasar, Yayasan Lengis Hijau, PWI Bali, PW Muhammadiyah Denpasar, dan Paguyuban Wathan Lamahala dalam penyaluran 900 paket sarana kesehatan dan sembako lainnya kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 di seluruh wilayah Bali," ucap Trisno.

Melalui program sosial tersebut, lanjut dia, sekaligus merupakan salah satu upaya untuk membantu masyarakat agar bisa tetap terpenuhinya makannya dan menumbuhkan optimismenya di tengah pandemi COVID-19.

Menurut dia, setidaknya ada enam strategi yang harus dilakukan di Bali ini di tengah kondisi COVID-19 yakni yang pertama masyarakat dibantu bantuan sosial melalui APBD dan APBN.

"Kemudian kedua, ketahanan pangan agar Bali ini dijaga terus, dengan Bulog, dari sektor pertanian dan perikanan. Ketiga, melakukan penyelamatan sektor formal dan informal di Bali," katanya.

Keempat, merumuskan upaya pemulihan sektor pariwisata Bali. Kelima, memulihkan ekonomi secara keseluruhan, dan yang keenam tentu COVID-19 dari sisi kesehatannya harus ditangani.

Trisno mengatakan bisa saja kita semua berdampingan dengan kondisi pandemi COVID-10 hingga akhir tahun, sampai ditemukan obat dan vaksinnya. Untuk membantu masyarakat agar bisa bertahan, ucap dia, tentu bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah semata melalui dana APBN dan APBD.

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya meyakini bahwa bantuan bahan pokok sangat dibutuhkan oleh masyarakat di tengah kondisi pandemi saat ini.

"Mari kita di Bali semua bersatu-padu terlibat dalam kegiatan untuk pencegahan dan penanggulangan COVID-19 ini. Gotong royong, saling toleran, dan saling membantu harus kita kedepankan di masa pandemi ini," ucap Rai Wirajaya.

Pihaknya mengucapkan terima kasih pada Bank Indonesia yang sudah membantu memberikan paket bahan pokok bagi masyarakat Bali yang benar-benar membutuhkan.

"Kami terus mendorong program sosial dari Bank Indonesia ini untuk membangun ekonomi masyarakat dan menjaga inflasi," ujarnya.

Rai Wirajaya sangat menginginkan dalam bulan Mei ini Bali bisa segera pulih dan tidak ada penambahan kasus positif COVID-19.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait