MIKTA Hadir di Saat Dunia Berubah Cepat

MIKTA Hadir di Saat Dunia Berubah Cepat

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo secara resmi membuka pertemuan parlemen MIKTA (Meksiko,  Indonesia,  Korea,  Turki,  Australia) yang diselenggarakan Istana Tampaksiring,  Bali,  Minggu (16/08/2018). 

Dalam sambutannya,  Bamsoet sapaan akrab Ketua DPR mengatakan,  MIKTA sebagai kelompok negara-negara berkembang berpeluang untuk memperkuat peranan negara anggota dalam menjawab tantangan dinamika internasional. 

"Parlemen lalui kegiatan MIKTA Speakers’ Consultation, berupaya mendukung visi MIKTA dengan membangun konsensus kolektif pada isu-isu yang menjadi perhatian MIKTA," papar Bamsoet yang didampingi Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan Ketua BKSAP DPR RI Nurhayati Ali Assegaf, Wakil Ketua BKSAP Fadel Muhammad dan Hasrul Azwar. 

Bamsoet menuturkan, MIKTA hadir di saat dunia berubah dengan cepat. Tak sedikit isu-isu global baru telah bermunculan, termasuk di bidang keuangan dan ekonomi, keamanan, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, menantang upaya untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran masyarakat internasional.

Ia menambahkan,  saat ini terdapat  7 prioritas isu utama yang dihadapi MIKTA, yaitu kontra-terorisme dan keamanan global, pemeliharaan perdamaian, pembangunan berkelanjutan, kesetaraan gender, pemerintahan yang baik dan demokrasi energi, serta  perdagangan dan ekonomi.

Karena itu, sebagai upaya turut membantu mencari solusi terhadap sejumlah permasalahan tersebut 4th MIKTA Speakers’s Consultation mengambil tema “Creating Peace and Prosperity: The Role of Parliament”

Dalam 4th MIKTA Speakers Consultation ini dibagi ke dalam empat sesi dengan pembicara dari anggota MIKTA.

Sesi pertama dipimpin oleh Ketua Parlemen Korea Selatan Moon Hee Sang dengan tema  Creative Industries to Support Inclusive Economic growth.Parlemen meyakini industri kreatif telah membawa era baru dalam dunia usaha. Sehingga keberhasilan Industri kreatif Republik Korea yang mendapatkan reputasi dunia menggugah kita untuk terus mengembangkan sektor industri ini.

Sesi kedua menyerukan isu perdamaian dunia, Maintaining Peace and Security: empowering the United Nations yang dipimpin oleh Wakil Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop. Konflik dan perang yang sekarang terjadi di seluruh dunia telah memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka. Konflik bersenjata telah berubah menjadi krisis kemanusiaan.

Sisi lain,  fungsi PBB sebagai Dewan Keamanan menjadi tidak efektif ketika ada situasi di mana krisis terjadi di daerah-daerah yang memiliki hubungan dengan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Oleh karena itu, gagasan untuk mereformasi mekanisme global saat ini, terutama reformasi PBB dan UNSCDewan Keamanan PBB, sepatutnya dipertimbangkan. 

Selanjutnya,  sesi ketiga dengan tema The role of Women in Peace and security dipimpin Wakil Ketua Parlemen Australia Sue Lines. Sesi ini membicarakan tentang partisipasi perempuan yang dinilai penting untuk mencapai dan memelihara perdamaian. 

Sesi terakhir, Indonesia menjadi pembicara dalam tema Maritime Cooperation for Sustainable Growth and Prosperity. Kerja sama maritim dianggap sangat strategis bagi Indonesia. Mengingat,  lima negara anggota MIKTA berbatasan langsung dengan laut sehingga upaya pemberdayaan maritim sangat relevan dengan pertumbuhan dan kemakmuran yang berkelanjutan di setiap negara.

Pada kesempatan ini, Parlemen Meksiko tidak bisa hadir karena momentum pertemuan MIKTA yang bertepatan dengan pembentukan parlemen baru di Meksiko. Parlemen Meksiko diwakilkan  Duta Besar Meksiko untuk Indonesia Armando Gonzalo Alvarez.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait