Mesin ATM Sampah Denpasar Rusak, Investor: Kami Kayak Ngomong Sama Tembok!

Mesin ATM Sampah Denpasar Rusak, Investor: Kami Kayak Ngomong Sama Tembok!

Belum genap setengah tahun beroperasi, mesin ATM Sampah kebanggan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar yang berada di Pasar Kereneng rusak.

Diduga mesin seharga ratusan juta itu tak mau beroperasi akibat terkena rembesan air akibat hujan.

Sebelumnya, sudah ada imbauan dari pihak investor untuk dibuatkan kanopy untuk mesin ATM sampah. Namun imbauan tersebut rupanya tak diperhatikan.

Di tempat biasa mesin ATM Sampah tersebut diletakkan, sekarang hanya tampak sebuah kertas yang menempel di tembok sebuah bangunan.

Di kertas tersebut, tertuliskan “Mesin sedang di service. Sementara mesin dalam perbaikan. Perhitungan botol secara manual oleh petugas.”

Inverstor yang menghibahkan mesin ATM Sampah ini, Putri Daninggar, mengatakan, rusaknya mesin ATM sampah tersebut sudah sekitar sebulan lalu, sejak musim hujan yang terjadi pada awal Desember 2015.

Ia pun menjelaskan, sudah sempat mengingatkan kepada pengelola mesin, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar untuk dibuatkan kanopy di tempat mesin ATM sampah, namun imbauan tersebut tak diindahkan.

“Sejak hujan deras itu (rusaknya), sebelum musim hujan kami sudah minta untuk dibuatkan kanopy, tapi kayak ngomong sama tembok, enggak ada yang perhatikan,” kata Investor dari PT Irditech Ecojos Plastindo  Asia Pura, Kamis (21/1/2016) malam.

Putri Daninggar mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan koordinasi dengan supplier mesin ATM sampah tersebut.

Nantinya, akan ada tim khusus yang berasal dari luar negeri yang akan membenahi mesin tersebut sampai kembali normal.

Ia mengaku belum tahu sampai kapan mesin akan bisa kembali beroperasi di Pasar Kreneng.

Terpisah, Kepala Bidang Kebersihan DKP Kota Denpasar, Ketut Adi Wiguna membenarkan mesin ATM Sampah tersebut masih dalam proses perbaikan.

Ia juga belum bisa memastikan kapan mesin tersebut bisa dioperasikan kembali.

“Yang di (Pasar) Kereneng kalau enggak salah semingguan ada. Sekarang masih diperbaiki. Kemarin karena kena air hujantampiasan (terciprat) dia, makanya rusak jadinya. Waktu musim-musim hujan itu lho. Tiang belum tahu sampai kapan,” kata Adi Wiguna.

Ia menjelaskan juga, saat ini masyarakat masih bisa melakukan penukaran, namun perhitungan dilakukan secara manual oleh petugas.(*)


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait