Merayakan Hari Badak Sedunia Bersama Anak-Anak SLB

Merayakan Hari Badak Sedunia Bersama Anak-Anak SLB

Bali Safari & Marine Park kembali memperingati World Rhino Day atau Hari Badak Sedunia. Bertempat di dalam Park, perayaan ini terasa lebih spesial dengan hadirnya anak-anak dari SLB Nusa Dua, tak sampai disitu saja karena tahun ini jumlah badak di Bali Safari telah bertambah seiring dengan lahirnya Pembe pada bulan November 2015 silam.

Kendati anak-anak yang diundang kali ini merupakan penyandang tuna rungu dan tuna wicara, mereka menikmati rangkaian acara yang telah dipersiapkan oleh tim Bali Safari & Marine Park. Kegiatan yang diselenggarakan diantaranya adalah mengunjungi berbagai satwa dari Indonesia, India dan Afrika dalam Safari Journey, mengunjungi berbagai exhibit, menonton berbagai pertunjukan sarat edukasi, membuat kerajinan tangan dengan tema badak dan bermain di area Funzone.

“Seperti peringatan hari satwa lainnya, peringatan hari badak inipun merupakan salah satu perayaan yang tak kalah penting. Melalui kesempatan ini kita semua diingatkan kembali tentang pentingnya peranaan masyarakat diseluruh dunia untuk menjaga kelestarian satwa mengagumkan ini. Dan kamipun sangat bersemangat karena dapat merayakannya bersama anak – anak dari SLB Nusa Dua. Mereka merupakan bagian kecil dari masyarakat yang sering terlupakan. Dan kami sangat berharap mereka dapat mengambil pelajaran hari ini, untuk kedepannya boleh menjadi masyarakat berkualitas yang peduli dengan lingkungannya.” Tambah William Santoso, selaku General Manager Bali Safari & Marine Park.

Bali Safari & Marine Park memiliki badak putih Afrika; Hima dan Nelson, atau yang biasa disapa Mr dan Mrs Nelson. Saat ini Nelson berusia 19 tahun sedangkan Hima 27 tahun. Dan pada November 2015 silam pasangan ini baru saja menghasilkan anak pertama mereka, seekor badak betina sehat yang diberi nama Pembe.

Terdapat 5 jenis badak yang masih tersisa di dunia, dimana 2 diantaranya terdapat di Indonesia, yaitu badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan badak Sumatera (Dicherorinus sumatrensis). Kedua jenis satwa langka dan dilindungi ini dikategorikan dalam status kritis terancam punah (critically endangered species) oleh Daftar Merah IUCN. Populasi badak Jawa hanya tersisa sekitar 50 individu di alam, yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon (Banten) – dengan jumlah individu yang kecil dan hanya berada dalam satu populasi akan sangat rentan terhadap kepunahan. Sedangkan badak Sumatera hanya tinggal sekitar 200 individu, tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh), Bukit Barisan Selatan (Lampung), dan Waykambas (Lampung).


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait