Latihan PKD ke-101 di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Simulasikan 3 Situasi Genting

Latihan PKD ke-101 di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Simulasikan 3 Situasi Genting

Tiga skenario disimulasikan dalam latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke-101 di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Skenario itu meliputi aircraft accident, fire building exercise and aviation security exercise, dan aviation security (avsec) exercise. 

General Manager Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menjelaskan, latihan PKD berskala besar dan kemampuan penuh pihaknya selenggarakan secara rutin dua tahun sekali. Dua hal menjadi sasaran utama latihan PKD, meliputi penyempurnaan koordinasi penanganan keadaan darurat secara internal, dan ajang unjuk kemampuan didepan para penumpang. 

"Sehingga penumpang yang akan menggunakan jasa Bandara I Gusti Ngurah Rai akan merasa yakin, bahwa apapun yang terjadi akan dapat ditangani dengan baik. Dua itu yang bisa kami tekankan, sehingga kita harus serius sekali untuk melaksanakan latihan. Baik untuk personel maupun peralatan yang sudah kita siapkan," ungkapnya disela-sela latihan PKD ke-101 bertajuk "Meningkatkan Fungsi Komunikasi, Koordinasi, dan Komando Untuk Mewujudkan Perusahaan Pengelola Bandar Udara Kompetitif di Asia sebagai Langkah Nyata dalam Melayani Pengguna Jasa Bandar Udara", Kamis (13/12/2018). 

"Karena peralatan ini pun setahun sekali diadakan verifikasi, dan yang melakukan verifikasi perwakilan adalah otoritas bandara, laik apa tidak alat saya atau tidak, inilah pelatihannya. Ini kalau seandainya terjadi alat saya misalnya dalam pelatihan tidak keluar air, mungkin besok saya juga pulang dari Bali. Sangat-sangat luar biasa punishment yang akan dilakukan. Sehingga kamipun dalam pemeliharaan peralatan tidak main-main," imbuh mantan GM Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo tersebut. 

Yanus mengatakan, 1.300 personel terlibat dalam latihan PKD ke-101. Para personel yang terlibat terdiri dari komunitas bandara termasuk pengamanan eksternal seperti TNI Angkatan Udara, dan Tim Gegana Polda Bali. 

Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Nusra, Herson pada kesempatan yang sama menilai, latihan PKD telah diselenggarakan sesuai regulasi. Penilaian secara keseluruhan menurutnya akan ditindaklanjuti tim khusus. 

"Karena tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada semua pengguna jasa kebandarudaraan baik internasional maupun nasional. Memberikan rasa nyaman, begitu mereka mau masuk ke Bali, atau mungkin perusahaan penerbangan yang akan beroperasi ke Bali, dia akan merasakan nyaman. Karena di Bali seluruhnya adalah sesuai standar operasi prosedur, karena keseluruhan kita mengadopsi kepada ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, red). Runutan ICAO, penerjemahannya adalah kepada Undang-Undang, Peraturan Menteri, Peraturan Direktur Jenderal dan lain-lain," katanya. 

Herson mengaku masih perlu adanya sinkronisasi dalam pelaksanaan skenario penanganan aircraft accident. Ia meminta kedepan ada simulasi penanganan kecelakaan pesawat terbang di landasan pacu akibat gagal mendarat. Dengan skenario tersebut, seluruh personel akan dituntut cepat dalam proses penanganan agar tidak mengganggu aktivitas penerbangan. 

"Bagaimana seandainya pesawat ini crashnya bukan di pinggir, tetapi tetap ditengah. Ini pastinya kan akan menutup bandara. Kalau memblok bandara, bagaimana penumpang yang ada di terminal. Ini mitigasinya juga harus jalan, dan harus ada suatu management plan, manajemen terminal yang harus memang disiapkan. Kesiapsiagaan ini saya melihat sudah cukup baik," ujarnya. 

"Untuk pelatihan hari ini dengan kita NOTAM-kan 20 menit, seluruh pelaksanaan operasional kegiatan di bandara tidak terpengaruh, walaupun kita latihan. Pelaksanaan kegiatan tadi (latihan PKD, red), penilaian dari otoritas bandar udara sangat cukup baik," pungkasnya. 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait