Naik Motor Plat AG, Jaringan Bom Sarinah Tebar Ancaman di Kantor Camat Buleleng

Naik Motor Plat AG, Jaringan Bom Sarinah Tebar Ancaman di Kantor Camat Buleleng

Kantor Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, Senin (18/1/2016) pagi, mendapat surat kaleng berisi ancaman bom dari pihak yang mengklaim sebagai jaringan teror bom Sarinah Jakarta.

Surat yang diterima oleh Ida Bagus Wismarta, sopir Camat Buleleng, diserahkan oleh seorang pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor berplat nomor “AG”.

Berdasarkan penelusuran, plat nomor “AG” adalah untuk kendaraan bermotor yang tercatat di wilayah Kota/Kabupaten Kediri, Kota/Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Trenggalek.

Semua kota/kabupaten itu berada di Jawa Timur. Pria tak dikenal yang diperkirakan berusia 40-an tahun itu langsung pergi setelah menyerahkan surat.

Namun demikian, Wismarta masih sempat memperhatikan beberapa ciri  pengirim surat misterius itu.

“Sepeda motornya Honda Supra X 125 lama. Saat bicara, nadanya medok Jawa. Dia memakai helm ungu KYT, bercelana jins biru tua, dan pakai jaket hitam. Dia berkumis tipis,” kata Wismarta ketika ditemui wartawan di Kantor Kecamatan Buleleng kemarin. 


Ciri-ciri pelaku penyebar teror

Surat berisi ancaman teror itu beramplop putih dan dimasukkan ke tas kresek berwarna hitam.

"Suratnya tidak biasa, karena tidak ada kop surat dan keterangan siapa pengirimnya," imbuh Wismarta.

Ternyata tidak hanya Kantor Kecamatan Buleleng yang menerima surat kaleng berisi ancaman bom itu. Seorang warga Desa Kalibukbuk di daerah wisata Lovina juga menerima surat serupa di hari yang sama.

Bentuk dan isi surat persis seperti yang diterima sopir CamatBuleleng. 

"Saya mendapatkan laporan dan Kepala Desa Kalibukbuk bahwa di kawasan itu juga ditemukan surat berisi selebaran yang isinya sama dengan apa yang diterima sopir saya," kata CamatBuleleng, Dewa Made Ardika, di Singaraja, Senin (18/1/2016).

Kendati menyebut surat yang diterimanya janggal, Wismarta sama sekali tidak terteror oleh isi surat itu. Tatkala ditemui wartawan kemarin, Wismarta malah menunjukkan surat kaleng itu sembari senyum.

“Perasaan saya sih biasa saja meski surat ini berisi ancaman teror. Di Lovina, Pak Camat sempat memberitahukan surat itu ke Wakapolsek Kota Singaraja dan Komandan Koramil Singaraja dalam rapat Forkomdeslu,” tutur Wismarta.

Wismarta lantas menuturkan kronologi datangnya surat itu. Pagi itu, sekitar pukul 08.30 Wita, ia sedang menyiapkan mobil dinas camat yang akan dipakai untuk pergi rapat Forkomdeslu (Forum Komunikasi Kepala Desa dan Lurah) Buleleng di Lovina.

Saat itu, Wismarta melihat seseorang mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 hitam silver berplat “AG” sedang mondar-mandir di luar pagar halaman depan Kantor Kecamatan.

Tanpa merasa curiga, Wismarta mendekati dan bertanya kepada pria itu.

“Katanya, dia sedang cari kantor Kecamatan Buleleng. Karena itu, dia lantas saya minta masuk kantor. Tetapi, dia tidak mau, dan hanya bilang mau menitipkan surat kepada saya untuk diberikan ke Pak Camat. Akhirnya saya terima. Saat surat dalam tas kresek itu saya ambil, karena saya ingin tahu itu kiriman dari mana, tiba-tiba pria itu pergi, langsung menghidupkan motornya dan jalan ke arah selatan. Karena saya tak menaruh curiga, ya saya biarkan saja,” tutur Wismarta.

Ia kemudian menyerahkan surat ke resepsionis kantor, yakni Kiki Yudhiartama, untuk meneruskan surat itu ke Camat Bulelengyang saat itu berada di ruangannya.

Namun, sebelum diberikan ke camat, Kiki membuka surat itu dan sempat membacanya. Setelah itu surat langsung diserahkan ke Camat Buleleng, Dewa Made Ardika.

“Pak Camat membacanya sebentar, setelah itu langsung keluar ruangan untuk pergi ke Lovina menghadiri rapat,” kata Kiki. (*)


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait