Festival Jatiluwih Diharapkan Jadi Wahana Pelestarian Warisan Leluhur

Festival Jatiluwih Diharapkan Jadi Wahana Pelestarian Warisan Leluhur

Festival Jatiluwih Tahun 2018 secara resmi dibuka Gubernur Bali yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka  Artha Ardhana Sukawati, Jumat (14/9). 

Dalam sambutan  yang dibacakan Wagub Cok Ace, Gubernur Bali mengapresiasi kegiatan ini sebagai salah satu wahana  untuk menjaga dan melestarikan warisan leluhur yang adi luhung yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali. 

Gubernur Bali juga berharap agar Festival Jatiluwih mampu mempresentasikan kekayaan alam yang dimiliki serta dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat bukan hanya masyarakat Tabanan. Gubernur juga berharap agar peran serta seluruh masyarakat Tabanan dalam menyukseskan even bergengsi ini tidak hanya sebatas ditunjukkan dengan menghadiri festival, tetapi juga berperan serta secara langsung dalam berbagai kegiatan selama penyelenggaraan festival ini.

" Festival ini harus mampu membangkitkan rasa kepedulian dan tanggung jawab kita semua untuk menjaga warisan leluhur. Jatiluwih memiliki keunikan dan ciri khas mengusung konsep Tri Hita Karana, ini kebanggaan kita semua yang harus kita jaga, " imbuhnya. 

Sementara itu, Menteri Pariwisata RI yang diwakili Tenaga Ahli Pariwisata bidang pemasaran dan kerjasama pariwisata Prof. Gede Pitana menyampaikan bahwa pelaksanaan festival merupakan salah satu ajang promosi pariwisata yang diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dan memberi peningkatan kesejahteraan pada masyarakat. Ditambahkannya, Jatiluwih merupakan model pembangunan pariwisata yang berbasis pelestarian alam, sehingga keberadaannya harus terus dipromosikan dan digaungkan yang salah satunya melalui festival ini.

" Saya harap festival ini bisa dilaksanakan konsisten tiap tahun dengan tanggal yang pasti sehingga bisa masuk dalam calendar of event, " imbuhnya. 

Pada bagian lain Bupati Tabanan Eka Wiryastuti yang sekaligus sebagai Ketua Umum Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Jatiluwih melaporkan bahwasannya  festival yang mengangkat tema  Mata Subak ini akan berlangsung dari tanggal 14-15 September 2018 dengan diisi berbagai pentas seni dan penampilan musisi ternama di tanah air.

Dengan kegiatan ini diharapkan Desa Jatiluwih yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2012 sebagai warisan budaya dunia gaungnya dapat semakin meluas dan kedepannya dapat semakin meningkatkan kesejahteraan  masyarakat. 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait