Dua Senator Bali Sampaikan Orasi Penolakan Rencana Reklamasi Teluk Benoa di PB3AS

Dua Senator Bali Sampaikan Orasi Penolakan Rencana Reklamasi Teluk Benoa di PB3AS

Dua senator asal Bali menyampaikan orasi mengenai penolakan rencana reklamasi Teluk Benoa di Kabupaten Badung dalam ajang "Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS)" di Denpasar, Minggu
Nyoman Dhamantra mengatakan bahwa kehadirannya di PB3AS bertujuan untuk menyuarakan penolakan terhadap rencana Revitalisasi Teluk Benoa yang diatur dalam Perpres Nomor 51 Tahun 2014. Politikus dari PDIP Bali ini menilai, gerakan penolakan revitalisasi Teluk Benoa belakangan makin masif dan serius. Dia berharap hal ini menjadi perhatian Gubernur Mangku Pastika. “Kami berharap Bapak Gubernur ikut bersama-sama memohon kepada Presiden agar Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dicabut,” pintanya. 

Menurut Dhamantra, faktor niskala menjadi alasan utama gerakan penolakan revitalisasi Kawasan Teluk Benoa. "Kalau dari segi sekala seperti kajian AMDAL memang masih bisa diperdebatkan. Tapi yang menjadi dasar penolakan kami lebih ke faktor niskala," ujar Dhamantra seraya menyebut ada 31 pura di Kawasan Teluk Benoa yang perlu dijaga kesuciannya. Lebih dari itu, kata Dhamantra, Bhisama PHDI sudah jelas melarang kegiatan pengurugan laut, danau dan campuhan. 

Selain bicara soal revitalisasi, Dhamantra juga meminta Gubernur mengkaji kembali kebijakan investasi di Bali. Karena dia mengamati, pesatnya pertumbuhan investasi tak membawa dampak signifikan bagi Krama Bali. "Hotel dan villa menjamur, tapi banyak pengrajin yang saat ini mengalami kesulitan dan hampir bangkrut," ucapnya. Untuk itu,dia menyarankan agar Gubernur mengatur kembali regulasi investasi agar lebih berpihak pada kepentingan Krama Bali. 

Pendapat senada juga disampaikan Anggota DPD RI I Gusti Ngurah Arya Wedakarna. Sampai kapanpun, ujar Wedakarna, dia akan berada di barisan terdepan dalam gerakan tolak reklamasi. Meski demikian, dia tetap menghormati aspirasi mereka yang mendukung rencana tersebut. Ia juga menghimbau agar aspirasi disampaikan sesuai aturan dan beretika.

Menyimak pro dan kontra terkait dengan rencana revitalisasi kawasan Teluk Benoa, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan dirinya tak berpihak pada kepentingan atau kelompok manapun. “Mereka yang pro maupun yang kontra, semua adalah tanggung jawab saya. Saya tak boleh berpihak dan harus ada di kedua belah pihak,” ujarnya. Untuk itulah, dia mengundang pihak yang pro maupun yang kontra untuk menyampaikan pendapat di PB3AS. Terkait dengan polemik rencana revitalisasi Teluk Benoa, Pastika akan mempertemukan kedua belah pihak dalam sebuah diskusi. “Mari kita kaji baik buruk dan untung ruginya. Kita bicara dengan pikiran lebih jernih,” pungkasnya.


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait