[Bag. 2] Dipercaya Pernah Menjadi Tempat Duduk Patih Agung Kerajaan Gelgel

[Bag. 2] Dipercaya Pernah Menjadi Tempat Duduk Patih Agung Kerajaan Gelgel

Sekitar tahun 1972, Batu Gentong tersebut kemudian dipindahkan dan dibuatkan tempat khusus, lengkap dengan Palinggih Padmasana di pojok timur laut Pertigaan Desa Gelgel. Waktu itu, jabatan Kepala Desa (Perbekel) Gelgel dipegang I Ketut Megeg. Lalu, pada 2000, posisi batu gentong dipindahkan lagi ke lokasi yang sekarang.

Menurut Jro Mangku Sudja, ada kejadian aneh saat proses pemindahan batu gentong kala itu. Salah satu keanehannya, batu gentong tidak bisa digotong keluar, sebelum kemudian digelar upacara ritual matur piuning.

“Padahal, secara kasat mata, batu gentong itulah tidaklah berat, karena lebih mirip seperti batu lempung,” kenang Jro Mangku Suja saat ditemui NusaBali di rumahnya di Banjar Jero Kapal, Desa Gelgel, beberapa hari lalu.

Warga yang dilibatkan dalam proses menggotong batu gentong kala itu, sempat kebingungan. Akhirnya, ditempuh upaya niskala dengan upacara ritual matur piuning di Dalem Agung Pura Kawitan Pertisentana Sri Nararya Kresna Kepakisan di Banjar Dukuh Nyuh Aya, Desa Pakraman Gelgel. Begitu dilakukan matur piuning, batu gentong mendadak jadi ringan. 

Sebagai benda dan jejak sejarah dari Kerajaan Gelgel, batu gentong tersebut masih dikeramatkan sampai sekarang. Piodalan di situs batu gentong digelar 6 bulan sekali (210 hari sistem penanggalan Bali) setiap Hari Raya Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan.

Piodalan berbarengan hari dengan pujawali di Dalem Agung Pura Kawitan Pertisentana Sri Nararya Kresna Kepakisan di Desa Pakraman Gelgel. 7 

 

Tamat


Ditayangkan sebelumnya dari situs Nusabali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait