Dadang Bantah MES Membuat Percontohan Desa Wisata Syariah di Bali

Dadang Bantah MES Membuat Percontohan Desa Wisata Syariah di Bali

Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Bali Dadang Hermawan membantah pihaknya akan membangun percontohan desa wisata Syariah di Bali, seperti yang diberitakan oleh sejumlah media baik cetak maupun elektronik. Hal ini disampaikan dalam dialog bersama sejumlah komponen masyarakat di padepokan Sandhi Murti, Denpasar, Minggu siang (22/11/2015).

Memang sebagai Ketua MES dirinya ingin berkontribusi pada Bali, “Saya sudah bertahun-tahun di Bali dan berharap bisa memberi dukungan sesuai dengan kemampuan. Namun saya maupun MES Bali tidak ada keinginan untuk membangun percontohan Desa Wisata Syariah di Bali. Saya rasa wartawan media yang mengutip ucapan saya setelah pelantikan sebagai Ketua MES di Bank Indonesia, Denpasar, sudah salah mengutip kata-kata yang saya maksudkan,” jelas pendiri Stikom Bali ini.

Karena hal tersebut, MES Bali akan segera mengirim hak jawab pada media bersangkutan dan berharap hal ini segera menjadi selesai, “Saya berharap dialog antar komponen masyarakat seperti saat ini bisa diteruskan dan tetap ada dialog yang baik di Bali di masa depan.”

Peserta dialog dari kiri ke kanan, Ketua harian MES Bali Yusron, Sesepuh Sandhi Murti Ngurah Harta, Ketua MES Bali Dadang Hermawan dan Ketua Cakrawayu Bali Putu Dana di Denpasar (foto wan).

Pada dialog tersebut, Ketua Ormas Cakrawayu Bali Putu Dana meminta berbagai pihak jangan terlalu berlebihan membawa paham baru ke Bali. Pada intinya, pihak Cakrawayu menolak adalah wisata Syariah di Bali dalam berbagai bentuknya, “Biarlah Bali sebagai Bali. Dan para wisatawan yang menentukan apa mau datang ke Bali seperti saat ini atau memilih daerah tujuan wisata lainnya.”

Kondisi yang sudah bagus saat ini di Bali, kata Putu Dana jangan lagi dibuat keruh dan gaduh. Karena selama ini, kerukunan antar umat beragama di Bali sudah terjamin dan akur.

Sementara itu Sesepuh Sandhi Murti Ngurah Harta menjelaskan pertemuan memang digagas pihaknya untuk meredam gejolak atas pernyataan Dadang Hermawan dan MES Bali, yang kemudian menjadi ramai dengan berbagai pendapat, khususnya di media sosial, “Kami tetap siap berada di depan, agar Bali tetap aman dan tentram, karena eksesnya bisa berkembang menjadi masalah nasional. Dan karena ada di Bali bisa berdampak buruk secara internasional.”

Karena itu, Sandhi Murti meminta semua pihak untuk mengerem pendapat dan tindakan yang bisa memprovokasi keadaan. Semua harus dibicarakan dengan duduk bersama dan mencari celah terbaik untuk tetap bisa menjaga kerukunan multi kultur antar anak bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dialog ini juga diikuti mahasiswa dari berbagai lembaga, Jaringan Hindu Nusantara, Cakrawayu, seniman seperti Tan Lioe Ie, Wayan Gde Yudane dan Marlowe Bandem. 


Ditayangkan sebelumnya dari situs suluh bali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait