Aksi Anker Tolak Reklamasi, ‘Ini Murni Gerakan Hati Nurani’

Aksi Anker Tolak Reklamasi, ‘Ini Murni Gerakan Hati Nurani’

Ratusan warga Desa AdatKerobokan menggelar aksi turun jalan tolak reklamasi Teluk Benoa, Minggu (31/1/2016).

Aksi ratusan warga yang tergabung dalam Anker (AnakKerobokan) ini berlangsung di wantilan Pura Petitenget.

Mereka juga mendirikan baliho di enam titik di kawasan Kerobokan, Badung, Bali.

Penolakan, menurut penggagas Anker, Made Susila, merupakan hati nurani pemuda Kerobokan yang sudah berlangsung sejak setahun silam.

Dampak lingkungan menjadi alasan tersendiri bagi para pemuda.

"Kalau memang betul-betul ingin merevitalisasi kenapa tidak sepanjang Karangasem hingga Sanur yang memang sudah terkena Abrasi?" ujarnya pria yang akrab disapa De Sila ini.

Menurut dia, hal itulah yang kemudian menjadi pertanyaan para pemuda di Kerobokan.

Kenapa tidak daerah Bali di wilayah-wilayah yang mengalami abrasi yang dibangun, kenapa harus Teluk Benoa yang dampaknya pasti pada pengrusakan lingkungan.

"‎Aksi ini kami akan lakukan terus menerus untuk menjaga Balidari kehancuran," katanya.

Selain menggelar berbagai spanduk, mereka juga menggelar parade budaya dengan pagelaran Bleganjur dari Banjar Gede Desa Adat Kerobokan.

Selain menggelar aksi di wantilan Pura Petitenget, Anker juga mendirikan baliho di enam titik di daerah Kerobokan.

Lima di antaranya yakni di Banjar Kancil, Pengubengan Kauh, Muding Mekar, Perempatan Kerobokan LP, dan di sebelah Pura Petitenget.

Jro Bendesa Adat Kerobokan, AA Sutarja menyatakan, ada dua alasan yang kemudian membuat masyarakat Desa Adat Kerobokan menolak reklamasi Teluk Benoa.

Pertama, masyarakat mulai tergerak dengan adanya rencana lahan seluas 720 hektar itu kemudian menyatakan tidak setuju atau murni hati nurani masyarakat Kerobokan.

Yang kedua adalah karena masyarakat Kerobokan pastinya akan kena dampak langsung, karena akan tercipta abrasi khususnya untuk Pantai Petitenget, Kerobokan, Badung, Bali.

"‎Saya selaku Jro Bendesa Adat membawa aspirasi masyarakat. Dan ini murni suara hati masyarakat tidak ada paksaan apapun," katanya.

Ia katakan, pihaknya juga menolak dengan adanya amdal yang menyatakan layak. Pihaknya juga bersurat ke pemerintah.

"Kami sudah mengatakan dan bersurat, tapi hingga saat ini masih saja ada yang ingin meloloskan amdal, padahal masyarakat Bali sudah banyak yang menolak," katanya.


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait