Sebanyak 65 Negara di Dunia menghadiri konferensi tingkat dunia bertajuk “The 28th International Scout and Giude Fellowship (ISGF) World Conference” di Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Bali, 9-14 oktober 2017.
ISGF merupakan organisasi tingkat dunia yang menaungi berbagai organisasi sejenis di banyak negara bagi mereka yang pernah aktif di kepanduan dan masih tetap ingin hidup berdasarkan prinsip serta nilai-nilai kepanduan.
Ketua Himpunan Pandu dan Pramuka Wresa (Hipprada) Indonesia Prof. Dr. Haryono Suyono dalam jumpa persnya di Sanur, Senin (09/10/2017) mengatakan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah dalam konferensi ISGF ke-28 ini merupakan hasil keputusan konferensi dunia ke-27 yang diadakan di Sidney tahun 2014.
Ia menysukuri konferensi ini tetap berlangsung di Bali, ditengah pemberitaan tentang peningkatan aktivitas Gunung Agung. Menurut Haryono Suyono dari 66 negara yang terdaftar hanya peserta dari satu Negara yakni Pakistan yang membatalkan kedatangannya karena ada larangan dari pemerintahnya untuk bepergian ke Bali dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung Agung.
“Hanya satu Negara peserta yang membatalkan keikutsertaannya itu menunjukkan bahwa Bali masih sangat aman untuk dikunjungi apa lagi untuk menyelanggarakan pertemuan tingkat dunia,” ujarnya.
Konferensi yang digelar selama 5 hari tersebut, akan dirangkaikan dengan beberapa agenda salah satunya mempelajari local genius. Nantinya para peserta dari seluruh dunia akan diajak terjun ke banjar- banjar untuk melakukan kegiatan kepanduan seperti pendidikan paud, kegiatan sosial kemasyarakatan dan lainnya.
Sementara ketua ISGF Mida Rodrigues mengatakan bahwa selain kegiatan kepanduan, pertemuan tingkat dunia itu akan membahas kandidat-kandidat negara yang akan diterima sebagai anggota penuh ISGF. Ada 5 negara yang diusulkan yakni Nepal, Qatar, Turki, Uni Emirat Arab, dan Zambia.
Tak kalah menariknya, para peserta akan diajak pula mengenal Bali lebih mendalam dengan kunjungan ke sejumlah banjar. Tercatat lima banjar yang akan dikunjungi para peserta, serta kunjungan wisata ke Uluwatu (Monkey Temple). Semuanya itu dikordinir oleh panitia yang diketuai Djoko Hardono, mantan Kepala Protokol Istana dan diplomat kawakan yang juga aktif di kepramukaan pada masa mudanya.
Tuangkan Komentar Anda