3 Ribu Perserta Ramaikan Ubud Writers and Readers Festival ke-15

3 Ribu Perserta Ramaikan Ubud Writers and Readers Festival ke-15

Janet DeNeef, Pendiri dan Director UWRF, mengaku 15 tahun lalu festival ini diadakan untuk menarik wisatawan yang jumlahnya menurun ke Bali akibat bom Bali 1. Seiring dengan berjalannya waktu, festival ini ternyata menjadi sebuah festival bertaraf internasional dan sudah sangat dikenal luas di manca negara. Ia menjelaskan jika tahun ini penulis-penulis, jurnali, artis serta aktivis dari 30 negara akan turut hadir memeriahkan acara ini. Dia memperkirakan sekitar 3000 partisipan akan turut menghadiri acara ini. Untuk tema tahun ini mengusung tema “jagadhita” “the world we create”. Filosofi ini menurutnya karena saat ini terlalu banyak perbedaan yang memisahkan manusia, sampai melupakan persamaan yang dimiliki. “Jadi tahun ini kita akan mencari keharmonisan itu kembali,” tandasnya.

Sebelumnya Tjokorda Putra menyampaikan apresiasi mendalam akan penyelenggaraan acara ini. Sebagai tokoh Puri Ubud, Ia menegaskan kemabli komitmennya untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada even-even positif yang berpengaruh pada pariwisata dan kebudayaan Bali. “Saya juga selalu memberikan keleluasaan kepada siapa saja yang ingin menggunaka Puri ini untuk kegiatan positif,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu juga diisi dengan penyerahan penghargaan untuk sastrawan Indonesia yang juga dikenal sebagai “Pahlawan Sastra” Sapardi Djoko Damono yang telah banyak melahirkan puisi-puisi dan diterjemahkan ke banyak bahasa.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mewakili menghadiri pembukaan Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) ke-15 di Puri Ubud. Pagelaran sastra terbesar di Asia Tenggara ini merupakan acara tahunan yang akan berlangsung selama lima hari dari tanggal 24-28 Oktober 2018.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh para tokoh yaitu Penglingsir Puri Ubud Tjokorda Putra Sukawati, Wakil Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran Internasional Prof I Gede Pitana, serta Mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Seperti yang dijelaskan oleh I Gede Pitana, kegiatan seperti ini dan juga banyak festival-festival serupa di Bali secara langsung telah mendongkrak perekonomian Bali.

Apalagi menurutnya sekitar 81% perekonomian Bali masih didominasi oleh sektor pariwisata. Ia berharap even seperti ini bisa terus berlajut karena merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan masyarakat.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait