Bertingkah Buat Surat Ancaman ISIS, 2 Siswa SMAN 1 Denpasar Diamankan Polisi

Bertingkah Buat Surat Ancaman ISIS, 2 Siswa SMAN 1 Denpasar Diamankan Polisi

Guru dan siswa SMAN 1 Denpasar (Smansa) yang berlokasi di Jalan Kamboja Denpasar, Rabu (27/1/2016) siang, digegerkan dengan adanya tempelan kertas selebaran di dinding dekat ruang guru.

Pasalnya, selebaran yang lengkap dengan kaligrafi tersebut berisikan ancaman atas nama ISIS dan siap memporak-porandakan acara yang akan dibuat sekolah tersebut.

Kertas ancaman ini ditemukan oleh salah seorang guru atas nama I Ketut Sarjana.

Pada kertas putih segi empat itu tertulis, “Kami ISIS Sudah ada di SMANSA siap memporakporandakan acara kalian. Kami tidak takut mati. Allahuakbar!”  Ketut Sarjana mengetahui tulisan tersebut sekitar pukul 10.00 wita, ditempelkan pada satu sekat kayu di ruang guru SMAN 1 Denpasar.

Salah seorang guru yang ditemui di sekolah itu, kemarin, mengakui pelaku teror adalah dua siswa di sekolah itu, PAKP dan PCM.

Keduanya menulis teror pada kertas bekas Latihan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sehingga langsung diketahui pelakunya orang dalam.

“Kami langsung sidak ke setiap kelas dan dua anak ini mengaku,” ujarnya.

Mengutip keterangan dari dua siswa itu, sang guru menyebutnya hanya sebagai sebuah iseng sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.

Namun karena dianggap berisiko, pihak kepolisian mendatangi sekolah itu pada pukul 10.30 wita untuk menindaklanjutinya.

“Setelah kita tanya, dua anak itu bilang hanya iseng. Keduanya asli Bali kok.  Ya, sepertinya hanya main-main saja, mendekati acara yang akan digelar Jumat besok,” ujarnya.

Kasus ini sudah ditangani Polda Bali. Bersamaan dengan surat teror itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, I Ketut Loper Winartha dan dua orang siswa tersebut dihadirkan di Polda Baliuntuk memberikan keterangan.

“Tadi sekitar pukul 10.30 wita, pihak Polda Bali datang ke sini. Kemudian jam 15.00 wita, dibawa ke Polda untuk diperiksa lebih lanjut,” tutur sang guru.

Kepala SMAN 1 Denpasar, I Nyoman Purnajaya membenarkan adanya aksi teror melalui kertas yang berisikan nada ancaman tersebut.

Dikatakan Purnajaya, lembaran ancaman tersebut ditemukan saat jam istirahat oleh salah satu guru yang mengajar di sekolah tersebut. 

"Tadi ditemukan saat jam istirahat, kata Purnajaya, Rabu (27/1/2016).

Tak mau terjadi hal yang tidak diinginkan, lanjut Purnajaya, pihak sekolah pun langsung melaporkan hal tersebut ke pihak Polsek Denpasar Timur (Dentim). Setelah dikoordinasikan, tim kepolisian pun akhirnya mendatangi TKP. 

Namun, saat pihak kepolisian melakukan pengecekan, ternyata ada keganjilan dalan tulisan itu, terutama kaligrafinya yang diduga kaligrafi palsu.

Bahkan setelah kertasnya di balik, ternyata pada kop kertas tertulis Latihan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Akhirnya dari pihak kepolisian, penyelidikan mengerucut ke siswa kelas XII (3) percepatan.

Terkait apa motif alasan kedua pelaku ini, Purnajaya mengaku menyerahkan proses interogasi ke pihak kepolisian.
Disinggung acara yang akan diporakporandakan tersebut adalah acara Festival Karmani yang akan diselenggarakan pihak Smansa pada Jumat (29/1/2016) besok.


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait