2 Karya Pelajar Denpasar Masuk Finalis Kompetisi Video Dokumenter Internasional

2 Karya Pelajar Denpasar Masuk Finalis Kompetisi Video Dokumenter Internasional

Dua video dokumenter karya pelajar Kota Denpasar terpampang di laman situs milik Organization of Heritage Cities (OWHC) yakni organisasi Kota-kota Pusaka yang beranggotakan 268 kota di seluruh dunia.

Video dokumenter tersebut adalah “Layang-layang” karya Resha Arundari pelajar SMPN 3 Denpasar (kini melanjutkan di SMAN 3 Denpasar) dan “Warisan Nak Lingsir” karya Made Arya Wibawa pelajar SMAN 3 Denpasar.
Kedua karya tersebut diunggah di halaman tersebut karena berhasil menempatkan diri sebagai finalis dalam kompetisi produksi video internasional bertema “My city, our World Heritage” yang pengumuman pemenangnya diselenggarakan bersamaan dengan Kongres Dunia OWHC XIII di  Arequipa, Peru.

Di situs tersebut “Layang-layang” yang berkompetisi pada kategori  14-17 tahun menempati urutan kesembilan dari 18 finalis. Sedangkan “Warisan Nak Lingsir” yang berkompetisi pada kategori 18-21 tahun menempati urutan ketujuh dari sepuluh finalis.

Para finalis sendiri dipilih dari ratusan karya yang berasal dari anggota OWHC di seluruh dunia. Karya terbaik dari kedua kategori tersebut masing-masing adalah  “En la punta del huaje” karya Gabriel Alejandro Sánchez Martínez, dari Kota Oaxaca (Mexico) untuk kategori 14-17 tahun dan  “Gwangju - My city, our world heritage” karya Joon-ho Hur, Han-gyu Lee, Do-yun Lee, Min-seong Kim and Seo-jeong Kim dari Kota Gwangju (Korea Selatan) untuk kategori 18-21 tahun.

Dalam release yang diterima Tribun Bali, Maria Ekaristi dari Yayasan Bali Gumanti, yakni yayasan yang mempersiapkan lomba sejak dari pendaftaran, pelatihan, seleksi tingkat lokal, korespondensi dengan panitia, hingga pengunggahan karya di jejaring sosial yang disyaratkan panitia internasional, ini merupakan capaian yang membanggakan dari karya kreatif anak muda Kota Denpasar.

Menurutnya hal itu menunjukkan bahwa potensi kreatif di Kota Denpasar sangat luar biasa. Di luar itu terpampangnya ke dua karya tersebut di situs OWHC itu membuat nama Kota Denpasar berkibar di antara ratusan Kota Pusaka lainnya.

“Ini merupakan promosi sekaligus diplomasi budaya yang hebat,” ujar Eka.

Di bagian lain Eka memaparkan bahwa keikutsertaan Kota Denpasar yang dipersiapkan sejak dua tahun lalu itu tak lepas dari dorongan wali kota Denpasar saat itu, yakni IB Rai Dharmawijaya Mantra.

Tentang OWHC

Secara lebih detil, Organization of World Heritage Cities (OWHC) adalah organisasi kota-kota warisan dunia yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian terintegrasi warisan budaya benda dan tak benda pada kota-kota bersejarah, utamanya pada kota-kota yang tercantum dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, atau kota-kota yang memiliki warisan budaya tak benda yang diakui oleh UNESCO.

Setiap dua tahun OWHC mengadakan konfrensi, mengumpulkan pakar dalam bidang pelestarian kota bersejarah serta pemanfaatannya untuk pariwisata dan peningkatan perekonomian kota. Lembaga ini didirikan pada tanggal 8 September 1993 di Fez, Maroko.

Organisasi ini merangkum  268 kota di dunia yang di wilayahnya terdapat situs budaya maupun bentang alam  yang tercantum dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.  Di Indonesia baru dua kota yang terdaftar sebagai anggota OWHC yakni Surakarta dan Denpasar. Dan hanya Denpasar yang mengikuti kompetisi video documenter OWHC 2015.

Nominasi bisa dilihat di http://www.ovpm.org/en/video_competition/results
Berikut ini  link video kedua peserta:

Warisan nak lingsir

Layang - layang


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunnews
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait