PHRI Bali Harapkan MICE Gairahkan Pariwisata

PHRI Bali Harapkan MICE Gairahkan Pariwisata

Industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan khususnya di Bali. Menjawab tantangan global tentang eksistensi pariwisata Bali, PHRI berharap adanya kenaikan 10-12% dari industri MICE yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengungkapkan, saat ini industri MICE baru menyerap sekitar 5%-8% dari wisatawan yang memanfaatkan industri ini.

“Memang industri MICE ini memiliki potensi yang sangat luar biasa karena kita memiliki fasilitas yang lebih pada insentive dan meetingnya, kalau exhibition kita tidak cukup disini. Sementara sekarang kita baru menyerap 5-8% dari wisatawan kita yang memanfaatkan MICE, cuma revenue dari MICE itu jauh lebih besar daripada tamu biasa,” tutur Cok Ace di Denpasar.

Pihaknya berharap dengan adanya perhatian pemerintah pusat, industri MICE bisa terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi industri pariwisata Bali. Cok Ace beranggapan, industri MICE ini tidak bisa lepas dari pemerintah pusat. Artinya tidak cukup dari kementrian pariwisata saja karena akan dikaitkan dengan instansi pemerintahan lainnya.

“Contohnya seperti asosiasi kesehatan, kan pasti ada hubungannya dengan kementrian kesehatan. Kalau pemerintah bisa memediasi, kita berharap kenaikan 10-12% yang kita harapkan bisa terwujud. Kalau asosiasi ini mengadakan semacam konferensi di Bali tentu saja akan berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan. Apalagi kalau asosiasi yang berlevel internasional seperti kongres dokter militer kemarin di Nusa Dua,” tuturnya.

Sementara itu, disinggung mengenai okupansi tingkat hunian kamar, Cok Ace menuturkan, okupansi hotel saat ini berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan wisatawan dan pada semester I kemarin mengalami penurunan. “Akibat Gunung Raung saja berkurang sekitar 10%-15%. Untuk Bali sendiri ada sekitar 70.000 wisatawan yang gagal ke Bali akibat dampak Gunung Raung,” lanjutnya.

Hal ini tentu saja berdampak pada tingkat hunian hotel. Akan tetapi, lanjut pemilik Hotel Pita Maha Ubud ini, tanpa letusan Gunung Raung pun tingkat hunian hotel di Bali sudah mengalami penurunan. “Bayangkan saja, di Badung sendiri ada sekitar 95.000 lebih kamar hotel, sementara tingkat kunjungan wisman tidak mencapai apalagi melebihi jumlah kamar tersebut,” imbuhnya.

Cok Ace membeberkan, pada semester I tahun ini, okupansi hotel turun sekitar 10%-15% dari tahun sebelumnya. Harapannya, pada semester II tahun ini hotel berbintang yang sekarang ini berkisar antara 60-65% bisa naik menjadi 80% dengan gencar melakukan promosi.


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait