Wisatawan di Kuta Keluhkan Seringnya Terdengar Bunyi Petasan

Wisatawan  di Kuta Keluhkan Seringnya Terdengar Bunyi Petasan

Sejak beberapa bulan ini, wisatawan baik mancanegara maupun domestik di Kuta mengeluhkan seringnya terdengar bunyi petasan. Mungkin tidak menjadi masalah kalau dinyalakan pada saat siang hari. Namun, petasan tersebut justru dinyalakan pada saat jamnya orang tidur yang tentunya sangat mengganggu.

Demikian disampaikan Fenty S. Prawiraatmadja, Marketing Communication Manager Kuta Paradiso Bali Hotel, saat ditemui di kantornya, di Kuta.  Fenty memaparkan, tamu di hotelnya adalah pihak yang seringkali mendapat komplain dari tamu yang menginap.

“Ini kejadiannya sudah dari enam bulan yang lalu. Sebenarnya, hotel-hotel yang sederet dengan kami juga mengeluhkan masalah ini. Namun, lokasi yang sering dipakai untuk menyalakan petasan itu seringnya di belakang hotel kami. Jadi lebih banyak keluhan yang masuk ke kami,” paparnya.

Ledakan petasan tersebut, sebut Fenty terjadi hampir setiap malam. “Kemarin ada ledakan petasan sekitar pukul 4.00 pagi sebanyak 10 kali. Bagaimana tamu tidak komplain. Banyak yang langsung menelepon pihak hotel dini hari itu. Kejadian ini hanya salah satu contohnya. Belum lagi di waktu yang lain. Karena banyak yang trauma. Dikira itu bom,” ceritanya.

Pihak hotel mengaku cukup gerah dengan adanya aksi petasan ini. Karena itu, Fenty mengatakan sudah rutin dilakukan ronda setiap malam. Baik dilakukan atas inisiatif sendiri oleh pihak hotel maupun meminta bantuan dari banjar setempat. “Saat ketahuan mereka memang langsung lari. Pelakunya adalah wisatawan juga ternyata. Setelah kami tanyai mereka dapat petasan itu dari ditawari orang lokal. Bukannya memang sengaja mencari,” terang Fenty.

Meski sudah diberikan peringatan, tetap saja peristiwa tersebut terulang kembali. “Mungkin karena penindakannya yang tidak tegas. Kami juga tidak punya wewenang untuk itu. Kami hanya melaporkan saja ke banjar setempat,” keluhnya.

Karena kejadian tersebut, lanjutnya, secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat hunian di hotel. “Saat ini okupansi kami sekitar 92 persen. Kalau tidak ada peristiwa ini mungkin bisa 100 persen. Wisatawan yang kecewa juga menuliskan komentarnya di website seperti trip advisor. Jelas ini mempengaruhi citra kita bersama,” tukasnya.

Di pihak lain, IGN Rai Suryawijaya, Ketua BPC PHRI Badung ketika dikonfirmasi mengatakan belum menerima laporan masuk mengenai adanya keluhan petasan tersebut. “Saya tidak mendapat laporan begitu. Dan belum tahu persis permasalahannya,” sebutnya.

Menurutnya kalau memang benar ada terjadi seperti itu, pihaknya akan bersurat ke pihak berwajib. Apalagi hal tersebut menuai keluhan dari wisatawan. “Wisatawan berlibur ke Bali untuk  berlibur. Tentunya menginginkan suasana yang aman dan nyaman. Dengan adanya kejadian menyalakan petasan di jam tidur ini tentu sangat meresahkan karena banyak yang masih trauma akan kejadian yang lalu. Kecuali kalau ada ijin karena ada event. Kalau tidak bisa kami laporkan ke pihak berwajib,” tandasnya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait