Tahun 2016 Tahun ketidakpastian Disektor Pariwisata

Tahun 2016 Tahun ketidakpastian Disektor Pariwisata

Penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), mulai dirasakan dampaknya oleh para pelaku dan pengelola akomodasi kepariwisataan di Indonesia, khususnya di Bali. Kedua hal itu dianggap memberikan pukulan cukup telak kepada seluruh sendi perekonomian, termasuk geliat kepariwisataan Tanah Air. 

Komite Bali Villa Association (BVA), Agus Made Yoga Iswara kepada wartawan usai Press Conference HUT ke-10 BVA di MACA Villa and Spa, Seminyak, mengatakan, tahun 2016 adalah tahun penuh ketidakpastian. Khusus disektor pariwisata, ketidakpastian itu terlihat dari melambatnya pertumbuhan okupansi atau tingkat hunian, disebagian besar akomodasi kepariwisataan, baik Hotel maupun Villa.
 
"Sebenarnya yang dianggap tahun ketidakpastian ini ya, ini sebenarnya pengaruh dari luar. Baik secara internasional ini yang membuat kita berpikir seperti itu. Jadi kita tidak melihat konteks industri pariwisata saja. Ini kita melihat kondisi dunia ya. Yang pertama dari persiapan MEA ini seperti apa. Ini suatu hal yang baru, kita tidak tahu bagaimana. Apakah dengan MEA ini menjadi baik atau tidak baik, kita tidak tahu," tegasnya. 
 
Rasa pesimistis dari para penggiat kepariwisataan di Bali itu pun, tampaknya belum terobati dengan sejumlah stimulus yang diberikan pemerintahan Presiden, Joko Widodo semisal kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) bagi 169 negara dan promosi masif untuk brand "Wonderful Indonesia" disejumlah negara di dunia. Ia menganggap tidak terjadi pergerakan signifikan dari dua strategi itu, khususnya terhadap tingkat hunian, sampai dengan triwulan pertama tahun 2016, atau pada Bulan Maret lalu. Menurutnya, harus ada upaya nyata, tidak hanya dari Pemerintah, melainkan juga dari dunia industri, dalam rangka meningkatkan kembali animo para calon wisatawan untuk berlibur di Indonesia. 
 
Agus Made Yoga Iswara mengatakan, untuk memberikan kontribusi sekaligus mencari pemecahan atas kondisi itu, BVA dihari jadinya yang ke-10, akan menggelar seminar nasional pada 30 Mei 2016 mendatang, dengan mendatangkan Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan Pakar Pemasaran Indonesia, Hermawan Kartajaya. Kedatangan dua orang figur itu, diharapkan dapat membagi berbagai hal, salah satunya terkait pola pemasaran baru dalam menghadapi market baru, utamanya ketika menyikapi MEA dan kondisi global.


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait