Sanur Dinilai Masih Terjaga Dari Tradisi Pesisir

Sanur Dinilai Masih Terjaga Dari Tradisi Pesisir

Pariwisata memang terus mengalamai perkembangan dan kemajuan. Evolusi ekonomi yang digulirkan oleh pariwisata terhadap Bali telah banyak menimbulkan kerentanan terhadap keberadaan tradisi, budaya dan lingkungan hidup. Beragam isu penting yang menunjukkan terdegradasinya Bali bukan lagi menjadi terkosentrasinya masalah sosial yang menyedot perhatian besar masyarakat Bali maupun pemerintah daerah dan pusat.

Oleh karenanya, melihat keberadaan Sanur yang dinilai oleh Jean Couteau, seorang anthropolog yang telah lama mengamati Sanur, dikatakan bahwa Sanur benar-benar masih terjaga dibandingkan daerah lain, meski perubahan masih tampak namun masih terkontrol secara pasti.

Lebih lanjut Jean mengatakan, ketegasan masyarakat yang diwadahi oleh Yayasan Pembangunan Sanur untuk menjaga kelestarian Sanur baik dalam tradisi, budaya dan lingkungan hidup, menjadikan Desa ini patut menjadi contoh daerah lain dalam mengatur perkembangan dari laju pariwisata yang tidak terkendali ini.

Khusus di Sanur menurut Jean, arsitektur yang selama ini memberikan impresi dan kenangan yang kuat bagi keberadaan Bali harus tetap di jaga. Deretan hotel dengan lansekap luas, taman yang indah, atmosfir yang nyaman, serta bangunan arsitektur yang memberikan ciri khusus arsitektur Bali harus dikembangkan dan menjadi acuan. Jean menyebutkan sederetan nama hotel itu misalanya, Segara Village, Lataverna, Gria dan Puri Santrian, Tanjung Sari adalah ikon penting untuk memberikan identitas Sanur.

Inilah sejatinya yang telah diupayakan masyarakat melalui Yayasan Pembangunan Sanur untuk tetap menjaga “ruh” dari Sanur itu sendiri. Ada suasana santai, tenang dan berkualitas serta berkelas di Sanur. Jadi sangatlah wajar bila ada sahabat yang bertanya dimana menikmati Bali untuk berkualitas, Jean selalu menjawab di Sanur tempatnya.

Ada beberapa catatan yang perlu digarisbawahi dalam statetment Jean Couteau untuk membaca Sanur saat ini yaitu Sanur harus mempertahankan bentuknya dan tidak mencari hal-hal yang monumental, tidak ada lagi pembangunan gedung bertingkat, harus dikembangkan hotel butik, sarana umum seperti pedestrian harus dibangun dengan kenyamanan, pengaturan lalu lintas yang baik dengan tidak menimbulkan kemacetan, dikembangkan seni budaya Bali dalam beragam bentuk kreativitas, mempertahankan arsitektur Bali sebagai bagian penting heritage.

 Menjaga lingkungan hidup dengan lebih giat mempertahankan ekosistem pantai dengan pendukungnya, memperbanayak pohon-pohon disepanjang pedestrian serta mengatur dan memaksimalkan ruang publik yang tersedia, adanya peranan brahmana dalam gria-gria yang ada untuk menjadi stimulasi penting dalam membangun budaya sehingga Sanur yang Bali akan tetap terjaga.

Khusus mengenai Sanur Village Festival 2014 dalam perjalanan yang ke Sembilan dengan tema “Morning of The World”, Jean couteau sangat mengapresiasi Yayasan pembangunan Sanur yang menjadikan SVF sebagai ruang kreatif masyarakat yang berbasis pada semangat melestarikan budaya Budaya Bali. SVF adalah ruang dan ini adalah bagian penting sebuah celebrasi yang sekaligus menjadi pengingat bahwa Sanur harus tetap dijaga agar tetap menjadi Sanur

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait