revolusi industri 4.0, IHGMA Tingkatkan Kompetensi SDM

revolusi industri 4.0, IHGMA Tingkatkan Kompetensi SDM

Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali menggelar rapat kerja daerah (Rakerda) II di Kuta, Sabtu (20/4/2019). Satu hal penting dibahas dalam Rakerda tersebut, yaitu upaya IHGMA menginventarisir dampak dan mencari solusi dari revolusi industri 4.0.

Ketua Panitia, Fransiska Hamdoko kepada wartawan menjelaskan, revolusi industri 4.0 sengaja pihaknya pilih sebagai tema utama dalam Rakerda II. Alasannya untuk mengetahui tantangan nyata pergeseran teknologi terhadap industri pelayanan kepariwisataan di Pulau Dewata.

"Itu kan kalau untuk budaya Bali kan tidak mungkin ya. Karena orang ke Bali salah satunya tentunya untuk bertemu rekan-rekan kita yang bekerja di hotel, tentunya memperkenalkan kepada kebudayaan Bali, cara menyambut mereka tentunya dengan semua budaya Bali yang ada disini," katanya di Kuta, Sabtu (20/4/2019).

"Tentunya memang intinya itu harus dipilah-pilah, kemajuan teknologi mana yang bisa kita implementasikan di hotel. Karena kalau kita tidak mengimplementasikan kemajuan teknologi pun kita akan ketinggalan dunia. Sedangkan dunia semua sudah revolusi industri 4.0, baik dari industrialnya, sumber daya manusianya, semuanya sudah 4.0," imbuhnya.

Sementara Ketua DPD IHGMA Bali, I Nyoman Astama mengaku, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) menjadi jawaban untuk membendung revolusi industri 4.0. Menurutnya IHGMA telah melakukan peningkatan kompetensi mulai dari tingkatan terbawah hingga top level.

"General Manager yang ada di Bali ini juga kita lakukan uji kompetensi. Dengan melakukan uji kompetensi, kerjasama dengan BNSP, dan Kementerian Pariwisata bidang Sumber Daya Manusia, kita harapkan para General Manager di hotel khususnya yang ada di Bali ini memiliki kemampuan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan," ujarnya.

Astawa menyebut, uji kompetensi General Manager disetarakan dengan Strata 2. Melalui uji kompetensi ini, para General Manager dapat memanfaatkannya untuk menjadi pengajar vokasi baik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi pariwisata.

Khusus di SMK, IHGMA dikatakan akan melakukan mentroship yang secara nasional terangkum dalam program 'One GM One SMK'. Di Bali program itu telah dikerjasamakan dengan Asosiasi SMK Pariwisata.

Nantinya akan dibentuk suatu cluster mentorship oleh para General Manager terhadap pelajar SMK pariwisata. Cluster awal akan dibagi kedalam 10 bagian sesuai lokasi General Manager tersebut berada. Program mentorship ini diharapkan dapat berjalan paling lambat mulai awal tahun ajaran 2019/2020.

"Akan membantu SMK untuk menjembatani kesenjangan antara akademisi dengan industri. Ini kita harapkan nantinya setelah program ini berhasil, maka tamatan dari SMK ini bisa langsung terjun bekerja. Jadi kita dalam prosesnya nanti memberikan masukan-masukan, apa sebenarnya yang diperlukan di industri, sehingga program di SMK nyambung dengan kebutuhan di industri," bebernya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait