Rayakan Galungan & Kuningan, Bandara I Gusti Ngurah Rai Tampilkan Penari Penyandang Disabilitas

Rayakan Galungan & Kuningan, Bandara I Gusti Ngurah Rai Tampilkan Penari Penyandang Disabilitas

Memperingati Hari Raya Galungan dan Kuningan, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali berbenah dengan menghadirkan atmosfer dan dekorasi khas hari raya yang diperingati oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari tersebut. Dekorasi berupa penjor; batang bambu berhias janur kuning, padi, dan canang berisi sesaji; dihadirkan di sejumlah titik di Terminal Internasional dan Terminal Domestik pada Rabu (26/02) sore. 

Di Terminal Keberangkatan Internasional, empat penjor besar menghias sejumlah sudut. Sementara di Terminal Keberangkatan Domestik, Taman Anggrek disulap menjadi Taman Penjor dan Gebogan.

“Diharapkan dalam perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan ini, pikiran yang suci dan bersih dapat menghilangkan semua pengaruh yang membawa dampak negatif,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Bali, Herry A.Y. Sikado.

Secara makna, Galungan dimaknai sebagai bentuk keheningan atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan, Kuningan bermakna mencapai peningkatan spiritual dengan cara instropeksi diri. Pada Hari Raya Kuningan, jiwa leluhur yang saat Galungan turun ke Bumi akan kembali ke tempat asalnya dan umat Hindu percaya, saat Kuningan Tuhan akan memberikan berkat kepada semua yang ada di Bumi.

“Dekorasi penjor dan gebogan ini menjadi daya tarik bagi turis mancanegara yang dapat membangun suasana Hari Raya Galungan dan Kuningan yang hangat dan meriah bagi para penumpang. Pemasangan penjor sebagai simbol kemakmuran serta kemenangan,” tambah Herry.

Cukup berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali menghadirkan suatu hal yang terbilang baru. Bandar udara yang mengutamakan pelayanan prima terhadap seluruh pengguna jasa tanpa terkecuali, termasuk di dalamnya adalah penumpang berkebutuhan khusus ini, pada perayaan kali ini menghadirkan pertunjukan tarian yang dipentaskan oleh penari penyandang disabilitas. Para penari tuna rungu yang berasal dari Yayasan Kesayan Ikang Papa di Gianyar tersebut tampil apik membawakan Tarian Cendrawasih. 

“Yayasan Kesayan Ikang Papa Gianyar menampung 37 anak-anak penyandang disabilitas yang berasal dari keluarga kurang mampu dari berbagai daerah. Mereka diberikan pelatihan seni tari, lukis, olahraga dan diikutsertakan dalam berbagai perlombaan, sehingga dapat menambah kepercayaan dini dan mengasah keterampilan bagi anak asuh. Kami sangat senang anak-anak kami dari yayasan tersebut dapat tampil di bandar udara kami, membawakan suatu karya tarian yang indah dan penuh makna. Saya rasa, inilah salah satu perwujudan makna dari Hari Raya Galungan dan Kuningan itu sendiri,” tutup Herry.

Pembina Yayasan Kesayan Ikang Papa, Anak Agung Putri Setyawati, mengaku senang mendapatkan kesempatan untuk tampil di bandar udara. "Sangat senang, dan anak-anak juga sangat senang diajak menari ke sini, karena mereka di samping memiliki keterbatasan pendengaran dan tidak bisa bicara, mereka percaya diri dan merasa dihargai bisa tampil di tempat yang seperti ini. Jadi, bukan hanya orang Indonesia saja yang tahu bahwa mereka bisa menari tapi juga hampir seluruh dunia. Dan semoga bisa menari di sini lagi di lain kesempatan," ucapnya. 

 

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait