Mentri Pariwisata, Arief Yahya menjelaskan, festival sebagai salah satu upaya menarik kunjungan wisatawan tidak akan efektif jika promosinya tidak bagus. “Kelemahan kita selama ini adalah, festivalnya bagus tapi promosinya kurang.
Oleh karena itu, fokus dari Kementrian Pariwisata adalah mempromosikan festival yang sudah ada disini. Dalam waktu dekat ada Festival Sanur, kita akan promosikan besar-besaran,” ujar Arief ketika ditemui media di Denpasar.
Arief menambahkan, mulai 15 agustus nanti, pihak Kemenpar akan menggunakan seluruh media yang ada di dunia untuk ikut mempromosikan Festival Sanur ini. Untuk festivalnya sendiri pihaknya mengaku tidak khawatir apalagi pelaksanaannya di Bali.
“Seperti PKB kemarin itu saya rasa layak untuk diangkat ke tingkat internasional. Jadi poin penting dari saya adalah festival akan tetap kita laksanakan dan promosi akan didukung penuh oleh Kemenpar,” lanjutnya.
Sementara itu, ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Ngurah Wijaya mengatakan, pemerintah telah menetapkan anggaran sekitar 80% untuk branding dan iklan guna mempromosikan pariwisata.
“Anggaran pemerintah sekarang sekitar 80% untuk branding dan iklan. 20% sisanya untuk selling, jadi saya pikir penting adanya promosi sejak dini. Kalau informasi mengenai festival tidak ada, masyarakat jelas tidak akan mengerti. Nanti akan kita buatkan lebih detail mengenai branding Bali dan membuat website tentang Bali,” tuturnya.
Ngurah Wijaya menjelaskan, website tersebut nantinya dibuat untuk mempermudah masyarakat mengakses informasi tentang pariwisata Bali. Cuma untuk festival tersebut akan dikategorikan dan harus dipilih mana yang patut dipromosikan dan mana yang tidak.
“Biar nanti ketika buat festival bisa berjalan karena selama ini festival banyak dibuat tapi abis itu tidak eksis lagi atau tidak bersifat kontinyu,” tuturnya.
Menurut Ngurah Wijaya, ini menjadi komitmen masing-masing kepala daerah tingkat dua karena yang punya festival adalah pemerintah tingkat dua. Kalau mereka tidak komit dalam lima tahun tentang keberlangsungan festival, akan berdampak dengan Bali.
“Makanya kita hati-hati sekali mempromosikan festival itu karena ini merupakan kegiatan publik. Yang jelas, yang perlu dibenahi adalah manajemennya. Pemerintah sudah menyediakan anggaran sekitar 1.2 triliun atau 80% untuk promosi dan branding bahkan tahun depan akan menyentuh angka 5 triliun. Sekarang tinggal mampu atau tidak daerah mengelola objek-objek wisata karena yang memiliki pariwisata sebenarnya adalah tingkat dua bukan pemerintah pusat, pemerintah pusat sifatnya mempromosikan.
Sekarang kalau pemerintah tingkat dua tidak komit, tidak ada pengelolaan yang bagus, maka wisatawan juga tidak akan datang,” tuturnya.
Tuangkan Komentar Anda