Pemda Bali Apresiasi Foto Mantan Gubernur Sunda Kecil Dalam Gambar Uang Logam Rp. 1000

Pemda Bali  Apresiasi Foto Mantan Gubernur Sunda Kecil  Dalam Gambar Uang Logam Rp. 1000

Pemerintah daerah Bali mengaprisiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang telah memilih foto I Gusti Ketut Pudja sebagai latar gambar dalam uang lgam pecahan  tertinggi Rp. 1.000.  Pemilihan foto mantan Gubernur Sunda Kecil tersebut dinilai sebagai bentuk penghargaan dan perhatian pemerintah pusat terhadap tokoh Bali yang berkecimpung di kancah nasional di masa perjuangan kemerdekaan. Apresiasi tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta saat menghadiri acara peluncuran Uang Rupiah Tahun Emisi 2016 di Kantor Bank Indonesia, Jakarta (19/12).

Sudikerta mengungkapkan  penggunaan foto pahlawan Bali dalam gambar uang logam bukan saja memberi rasa bangga bagi masyarakat Bali, tetapi juga menjadi media bagi Bali untuk memperkenalkan pahlawan asal Bali. “Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kita masyarakat Bali, karena beliau yang juga merupakan pahlawan nasional, sekarang mendapat kesempatan untuk dijadikan gambar di salah satu mata uang baru Republik Indonesia” ujar Sudikerta.

Sebagai catatan I Gusti Ketut Pudja sendiri sempat menjabat sebagai Gubernur Sunda Kecil pasca proklamasi kemerdekaan. Ia juga turut merancang pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pertama Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.

Sudikerta berharap masyarakat Indonesia, khususnya Bali,  untuk terus menjaga dan bangga menggunakan mata uang rupiah sebagai bentuk transaksi dalam kehidupan sehari-hari. “Mari kita gunakan mata uang Rupiah dalam setiap transaksi, sebagai bentuk kebanggaan atas kedaulatan bangsa. Selain itu ini merupakan salah satu cara menstabilkan mata uang kita,” ungkap Sudikerta. 

Presiden RI Joko Widodo dalam acara peluncuran Uang Rupiah Tahun Emisi 2016mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mencintai Rupiah dengan cara yang nyata. Dengan mencintai dan bertransaksi menggunakan Rupiah, maka itu berrarti bahwa tiap masyarakat juga mencintai kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia. “Mencintai dan bertransaksi menggunakan Rupiah juga berarti mencintai budaya dan karakteristik bangsa Indonesia itu sendiri,”  tegas Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menginstruksikan untuk memerangi pemalsuan Rupiah. Ia pun meminta agar teknologi pengaman dalam Rupiah semakin ditingkatkan. Selain itu, Presiden juga menyinggung ketersediaan Rupiah di seluruh penjuru Indonesia, tak hanya di kota-kota besar, namun juga di pelosok dan daerah-daerah terpencil di Indonesia. “Sebab sekali lagi saya tegaskan, Rupiah adalah perwujudan dari penegakan kedaulatan Indonesia serta merupakan pemersatu bangsa,” pungkasnya.

Sebelumnya Agus Martowardojo melaporkan jika peluncuran Rupiah Tahun Emisi 2016 yang jatuh pada tanggal 19 desember dipilih karena bertepatan juga dengan Hari Bela Negara. Menurutnya hal ini juga merupakan momen spesial karena pertama kali dilakukan sejak Indonesia merdeka. Meskipun pecahan Rupiah baru telah diluncurkan, Agus Martowardojo mengingatkan masyarakat untuk tidak resah karena pecahan lama masih berlaku sepanjang belum dicabut dan ditarik dari peredaran.

Ia mengakui kualitas pecahan rupiah sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya dengan sistem pengamanan yang lebih canggih pula. Ia menyatakan dengan adanya teknologi baru, BI akan terus menyempurnakan sistem pengamanan terhadap setiap pecahan mata uang Rupiah. Mengenai peredaran uang di seluruh Indoensia, pihaknya mengakui sudah mengupayakan semaksimal mungkin agar agar ketersediaan Rupiah cukup dan merata hingga ke pelosok negeri (muliarta).

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait