Kenalkan Destinasi Baru, ASPPI Bali Promosikan Wisata Salak di Karangasem

Kenalkan Destinasi Baru, ASPPI Bali Promosikan Wisata Salak di Karangasem

Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Bali kembali mengadakan Ajeg ASPPI V di Badung. Hery Cahya, Ketua Panitia Ajeg ASPPI V, menjelaskan tema acara adalah "Authentic Experience For Millennials" yang mempertemukan buyer dan seller dalam mempromosikan Bali Timur khususnya Karangasem. 

"Kami memilih Karangasem karena memang belum banyak yang kenal. Tour di Bali biasanya kan ke Bedugul, Tanah Lot, Kintamani, dan Uluwatu. Tapi itu sudah biasa," tegasnya di sela-sela acara di Badung, baru-baru ini.

Kali ini, kata dia, agrowisata seperti memetik salak di Karangasem juga ingin diangkat. Sebab sangat jarang dilakukan wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan banyak juga potensi wisata lainnya di Karangasem seperti Pura Lempuyang, Tirta Gangga, Taman Ujung, Pantai Virgin dan lain yang menarik. 

Acara Ajeg Bali ini, kata dia, memang rutin dilakukan setiap dua tahun sekali. Tema acara ke-5 ini, memang untuk mengangkat pengalaman otentik wisata agrotourism berkaitan dengan salak di Karangasem. "Karena sekarang tour mainstream kan sudah biasa. Kami bikin konsep beda," tegasnya. Selain acara eksibisi, yang mempertemukan seller dan buyer dengan konsep yang sangat berbeda. Juga diadakan tour langsung merasakan indahnya bumi Karangasem. "Nah sellernya dari Bali dan sebagian dari Lombok, ada dari insan hotel, rafting, watersport. Buyernya macam-macam ada travel agent dari seluruh Indonesia," jelasnya. 

Goal acara ini, adalah memperkenalkan bahwa wisata Bali tidak itu itu saja. Total peserta, terdiri dari buyer sekitar 100an dan seller 30an. "Nah setelah acara ini kami ajak buyer tour ke kebun salak. Tournya naik Jeep dari sini ke kebun salak di Karangasem dan semi off-road sampai naik ke bukit surga lalu makan siang di sana," jelasnya. Nyoman Sudiadnyana, Ketua DPD ASPPI Bali, membenarkan bahwa promosi Karangasem sangat penting. Apalagi pasca erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu. Kondisi wisata di sana belum sembuh total. 

"Kemudian berkaitan tema, memang kami lihat sekarang generasi muda khususnya kaum millennial memburu spot Instagramable," katanya. Sehingga kini orang berlibur cenderung ke hal alam, yang banyak ada spot foto selfie. Tema ini pun diangkat, agar berbeda dari destinasi wisata reguler yang telah ada di Bali. "Selain itu ke daerah timur juga memang belum banyak tersentuh turnya. Kami arahkan ke sana dan kami berharap rekan pelaku pariwisata yang ada di seluruh Indonesia bisa membantu ini," sebutnya. 

Rencananya, setelah tour ke Karangasem peserta akan diajak gala dinner ke GWK. "Paket ini nantinya yang kami jual adalah yang semi off-road, ada camping, ada juga pengolahan salak itu sendiri," imbuhnya. Ia mengajak industri rumah tangga di bumi lahar, agar paham bagaimana cara mengolah salak menjadi permen, minuman ringan, dan sebagainya. Kemudian hal itu dijual juga sebagai atraksi wisata ke wisatawan. Spot lain tidak diikutkan, karena dirasa sudah terkenal. Sehingga spot wisata yang masih belum terkenal yang diangkat dan disupport. "Kalau saya lihat di Bali cukup banyak spot potensial, cuma memang sentuhannya berbeda," katanya. Terkadang ada turis yang on the spot datang, kadang ada yang diatur travel agent, dan diatur sendiri oleh turisnya. 

Ia berharap spot wisata ini bisa didukung dari akses internet, SDM yang mumpuni dan sarana prasarana memadai ke depannya. Sehingga semakin sering dishare ke media sosial akan menjadi kian terkenal. Saat ini ASPPI telah ada di seluruh Indonesia dengan hampir 1.700 lebih anggotanya. Terdiri dari para pekerja atau penggiat pariwisata, seperti pegawai travel agent, hotel, restoran, dan sebagainya. "Berawal dari kumpul-kumpul dan kami bentuk persatuan. Teman dari beberapa daerah juga diajak bersama-sama buat suatu acara," katanya. 

Untuk Bali, membernya yang aktif sekitar 50an.  "Pengaturan kami ketat dan ada ID member sendiri," tegasnya. Harapannya kepada Menteri Pariwisata, Wisnutama, adalah agar mampu mengembalikan harga tiket pesawat seperti ke awal. Sebab banyak keluhan, apalagi kunjungan dari sisi domestik ke Bali menurun. "Harapan kami semoga itu bisa dijaga dan dikembalikan supaya konsumen dan para turis bisa datang lagi ke Bali," katanya. Ihwal tiket ini, kata dia, adalah masalah paling utama yang urgent. Kemudian Bali ke depannya tidak boleh terlena apalagi kompetitor dari dalam dan luar negeri kian banyak. 

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait