GIPI Bali Diminta Sensitif Terhadap Isu Pembangunan Pariwisata

GIPI Bali Diminta Sensitif Terhadap Isu Pembangunan Pariwisata

Ditengah kemajuan yang sangat pesat terdapat banyak isu pembangunan pariwisata yang memerlukan perhatian semua pihak terutama dari kalangan pariwisata,  baik dari perang tarif, diversifikasi daya tarik wisata, kompetisi antar daerah, sampai pada isu keamanan global. Hal ini didasari atas arah pembangunan di Indonesia yang mengarah pada pengembangan daerah-daerah tujauan wisata baru selain Bali. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya saat menghadiri, acara Pengukuhan Pengurus dan Rapat Kerja I GIPI Bali Periode Tahun 2016-2021 di ruang rapat Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Selasa (23/8).

Melalui rapat kerja (raker) yang dilaksanakan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Pastika berharap GIPI dapat membahas isu-isu penting tersebut yang berpeluang mengancam kemajuan pembangunan pariwisata daerah Bali, disamping membahas program dan agenda organisasi. “Di dalam sektor pariwisata terdapat unsur pasar dan non pasar, unsur non pasar ini yang dipengaruhi faktor-faktor diluar pasar seperti keamanan, keselamatan, kesehatan, dan ada juga yang terpenting tumbuhnya kompetitor-kompetitor baru yang perlu mendapat perhatian serius. Menurutnya saat ini pengembangan pariwisata merupakan sektor yang paling menguntungkan dan memiliki resiko paling kecil, dibandingkan market lain.

Sehingga di daerah-daerah lain mulai dikembangkan daerah-daerah wisata baru yang menjadi ancaman bagi wisata Bali, ini yang perlu dipelajari, belajar perubahan yang mereka lakukan, jangan terlalu lama terlena. “Saya harapkan issu-issu tersebut bisa dibahas bersama-sama dalam raker ini, sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan,” cetus Pastika

Lebih jauh, Gubernur Pastika mengharapkan para pelaku wisata tetap optimis dan yakin  bahwa pariwisata Bali akan tetap berkembang sesuai potensi yang ada, serta akan mampu mengikuti dinamika pariwisata global. Pengembangan pariwisata pun akan dilaksanakan sejalan dengan nafas budaya Bali sesuai konsep pariwisata budaya sehingga bisa maju dan sejahtera dalam lingkungan adat dan budaya yang tetap lestari, serta pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah Bali selatan pun diharapkan bisa didorong untuk berkembang secara merata di seluruh Bali. Investor lokal pun dihimbau bisa mendukung pemerataan pembangunan tersebut.

“Investor terkadang kan itung-itungan, mereka pasti berpikir dimana menanam modal agar setiap rupiah yang diinvestasikan bisa cepat kembali, jadi mereka pasti akan berpikir dua kali jika ingin berinvestasi di daerah-daerah kita yang belum berkembang. Oleh karena itu, orang-orang lokal Bali kan banyak yang mampu juga, mari kita ikut berinvestasi di daerah-daerah yang belum berkembang, anggap ini juga sebagai yadnya untuk daerah kita. Orang luar pun belum tentu banyak uang, mereka bisa saja memanfaatkan pinjaman bank, karena mereka itu punya ide, itu yang mereka jual, ini sepatutnya yang harus kita tiru,” imbuh Pastika yang mengharapkan kemajuan pembangunan dan kesejahteraan karena berkembangnya pariwisata, bisa dinikmati oleh masyarakat Bali kembali, dengan menjadi tuan di rumah sendiri.

Tak hanya itu, GIPI yang merupakan wadah berhimpunnya asosiasi pariwisata yang notabene adalah pengusaha, juga diharapkan Gubernur Pastika ikut peduli dan berpartisipasi pada program pengentasan kemiskinin di bali, terutama dalam program-program yang dilaksanakan Pemprov Bali. “Bali terkenal dengan pulau sorga, pulau toleransi, pulau kedamaian, pulau cinta, dan sebagainya, tapi jika masih ada sesama kita yang masih miskin dan kita tidak peduli, berarti kita belum layak menyandang nama-nama tersebut. Oleh karena itu, mari kita ikut terlibat dalam pengentasan kemiskinan tersebut,” pungkas Pastika.

Disisi lain, Ketua GIPI Terpilih, IB. Agung Partha Adnyana menjelaskan terbentuknya GIPI yang diawali dengan keberadaan Bali Tourism Board (BTB), yang kemudian anggotanya melebur ke dalam wadah GIPI karena keluarnya UU No. 10 Tahun 2009. Ia pun menyatakan, asosiasi yang dipimpinnya terdiri dari 10 stake holder diantaranya PHRI, ASITA, HPI Bali, PAWIBA Bali, SIPCO Bali, PUTRI Bali, GHASWARI Bali, PATA Bali, serta MUDP. Lebih jauh, ia menjelaskan GIPI memiliki tujuan sebagai wadah komunikasi dan konsultasi para anggota dan sebagai mitra kerja pemerintah daerah dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan dan pembangunan kepariwisataan.

Pengukuhan Pengurus dan Raker I GIPI Bali Periode 2016-2021 dilaksanakan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika dengan susunan kepengurusan yang terpilih diantaranya, Dewan Pembina diantaranya dijabat oleh Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali, serta Ketua dijabat oleh IB Agung Partha Adnyana, yang ditetapkan melalui Lampiran Keputusan GIPI Bali Nomor : 788/GIPI-Bali/BTB/SK/VI/2016.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait