GIPI Bali Apresiasi Pariwisata Jadi Core Business-nya Indonesia

GIPI Bali Apresiasi  Pariwisata Jadi Core Business-nya Indonesia
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali mengapresiasi usulan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya yang menjadikan pariwisata sebagai core business-nya Indonesia. Pasalnya pariwisata merupakan sektor penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah, murah dan cepat serta berkelanjutan. Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyatakan bahwa sebagian dari penduduk Bali penghasilannya dari industri pariwisata.
 
"Sehingga kami bersyukur kalau pemerintah baru menyadari jika industri pariwisata ini berpotensi menjadi core business-nya Indonesia. Negara kita kan kaya, zambrud khatulistiwa katanya. Anggap saja seperti ini, warisan banyak, tanah banyak tapi tidak bisa memanfaatkan. Begitulah kondisinya. Tapi syukur sekarang sudah sadar," cetusnya disela-sela Business Owners Discussion yang melibatkan puluhan generasi penerus usaha pariwisata Bali di Sanur, Denpasar.
 
Menurutnya, untuk jangka panjang bisnis di sektor pariwisata adalah yang paling aman dibandingkan pertambangan dan lainnya. Sebab industri pariwisata tersebut merupakan salah satu sektor yang berkelanjutan jika benar-benar dikelola dengan baik.
 
"Meski kelihatan slow tapi baik untuk semuanya. Apalagi jika promosinya dilakukan secara digital, paling in line dengan dunia pariwisata pertumbuhannya juga cepat bahkan PDB Bali 60 persennya dari pariwisata," sebut pria yang akrab disapa Gus Agung.
 
Namun dikatakannya dalam industri pariwisata, bersaing dengan menggunakan teknologi digital sekarang ini menjadi suatu keharusan. Untuk itu kata dia GIPI mengumpulkan puluhan generasi muda yang merupakan pewaris usaha pariwisata di Bali guna diberikan pemahaman terkait pemanfaatan teknologi digital di sektor pariwisata. 
 
"Generasi/pewaris ini kan merupakan masa depan pariwisata kita di Bali. Kaderisasi memang harus dilakukan," cetus Gus Agung.
 
Lebih lanjut pihaknya mengatakan bahwa pemasaran melalui media digital lebih efektif dan efisien. Bahkan sekarang ini sekitar 50 persen hotel-hotel di Bali pemasarannya menggunakan teknologi digital. "Jika semua hotel tidak melakukan digital merketing maka tidak akan jalan terutama untuk hotel-hotel yang tempatnya agak ke dalam," katanya. 

Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait