Bisnis Wedding di Bali Semakin Pesat dan Menjamur

Bisnis Wedding di Bali Semakin Pesat dan Menjamur

Bisnis wedding di Bali kini tumbuh kian pesat seiring perkembangan dunia pariwisata Bali yang semakin besar. Banyak turis mancanegara maupun domestik menjadikan Bali sebagai tempat untuk mengikat janji dan memulai hidup baru dalam mahligai rumah tangga. Begitu pula pertumbuhan wedding orginizer (WO) tumbuh bak cendawan dimusim hujan, bahkan WO yang tidak profesional dibidangnya dan hanya berbekal pengalaman yang belum mumpuni berani menyatakan diri sebagai WO.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Bali Wedding Association (BWA), Deden Acep Saefulloh disela-sela launching Bali Wedding Assocation di Nusa Dua . " Hal ini tentu saja ke depannya sangat membahayakan bagi bisnis ini. Apalagi saat ini banyak sekali komplain dari tamu yang melakukan wedding di Bali dengan adanya WO yang tidak kompeten dibidangnya, " ungkap Acep.

Untuk menghindari adanya WO yang tidak profesional lanjut Acep terbentuklah gabungan asosiasi WO untuk menunjukkan pentingnya bisnis wedding dalam menunjang dunia pariwisata di Bali yang semakin kreatif.

" Kami di BWA banyak sekali menampung permasalahan di Lapangan. Yang pertama, banyak ada pungutan-pungutan di lapangan seperti Banjar fee. Hari ini dipungut sekian, besoknya sekian. Kedua, ada pungutan yang tidak realistis, contoh function fee. Misalnya tamu wedding di villa A sudah nge-charge untuk 3 malam stay ditambah lagi sehari function fee dan Banjar fee, " ungkapnya.

Selain itu permalasahan lainnya adalah akses jalan untuk menuju wedding venue ada jalan yang kurang bagus sehingga menghambat waktu dan kenyamanan tamu. Bahkan ada beberapa akses jalan yang tidak tersedia penerangan lampu. " Kan perlu penerangan lampu. Apalagi mereka weddingnya dari jam 4 sore sampai jam 1 bahkan jam 2 malam. Kan tamu untuk kembali ke hotelnya masing-masing perlu keamanan. Ini ada beberapa tempat di wedding venue penerangannya belum bagus, " papar Acep.

Padahal Bali kata dia sangat prospektif untuk wisata wedding nomor satu karena Bali dikenal dengan romantic island yang merupakan salah satu modal utama Bali. Disamping itu faktor masyarakatnya juga terkenal akan keramahtamahannya. " Kalau di negara lain mungkin kita diperlakukan oleh robot gitu ya. Keramahtamahannya kurang, tapi kalau orang Bali kan dimana ketemu pasti senyum, menyapa. Nah itu juga sebuah kelebihan modal utama bagi Pulau Bali untuk menghandle tamu-tamu yang akan wedding di Bali, " ujarnya.

Dengan terbentuknya BWA ini, nantinya menghindari adanya WO bodong yang menghandle turis dan hal-hal negatif lainnya. Sehingga ke depannya Bali tetap menjadi destination wedding yang nomor satu di dunia

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait