Bebas Visa Belum Berikan Dampak Signifikan Terhadap Kunjungan Wisatawan

Bebas Visa Belum Berikan Dampak Signifikan Terhadap Kunjungan Wisatawan

Pemerintahan Presiden, Joko Widodo melakukan berbagai strategi, dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Kebijakan bebas visa dan re-branding kepriwisataan adalah opsi yang dilakukan pemerintah, untuk mengatrol kunjungan wisatawan mancanegara dan menyaingi negara kompetitor, sebut saja Malaysia, Thailand dan Singapura. 

Namun sejumlah praktisi dan pengamat beranggapan, kebijakan bebas visa belum memberikan dampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanah Air. Pernyataan itu pun sempat dikemukakan, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya ketika ditemui Kabar Dewata di Gedung Bali Tourism Board (BTB), Jumat (1/04/2016). Ngurah Wijaya mengaku masih sangsi, kebijakan bebas visa akan memberikan dampak positif, terhadap minat para calon wisatawan, menjadikan Indonesia sebagai tujuan berlibur.
 
“Menurut saya belum terasa ya dampaknya. Contoh tahun lalu, hanya Bali yang mengalami peningkatan kunjungan mencapai 20 persen. Kalau memang bebas visa ini diproyeksikan untuk menarik minat para calon wisatawan, setidaknya peningkatan 20 persen itu merata terjadi diseluruh destinasi di Indonesia, seperti Jakarta dan Batam misalnya,’ katanya.
 
Ida Bagus Ngurah Wijaya lebih lanjut mengatakan, kebijakan bebas visa ini harus diimbangi dengan percepatan pengembagan 10 destinasi baru di Indonesia  Jika itu dilakukan, ia sedikit optimis strategi kementrian pariwisata untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara akan terealisasi. Ditengah pertanyaan besar itu, ia mengapresiasi re-branding pariwisata dengan “Wonderful Indonesia" yang kini sudah menyebar diberbagai negara di Dunia. Upaya masif dalam mempromosikan branding baru itu, setidaknya mampu mempengaruhi psikologis pasar, karena "Wonderful Indonesia" adalah representasi dari kekayaan destinasi yang tersebar diseluruh wilayah di Tanah Air.
 
“Saya sih cenderung pemerintah lebih fokus pada re-branding dan promosi brand baru keluar negeri ketimbang melakukan atau menambah negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa. Promosi masif saya anggap lebih dapat mempengaruhi psikologis pasar,” tambahnya


Ditayangkan sebelumnya dari situs Redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait