Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) dan AirNav Indonesia  menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia serta mendorong pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air yang tahun ini ditargetkan sebesar 12 juta wisman dan 260 juta wisnus akan meningkat menjadi 20 juta wisman dan 275 juta wisnus pada tahun 2019 mendatang. 

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata (Sekretaris Kemenpar) Ukus Kuswara dengan Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S. Baskoro, dengan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, serta dengan Direktur Utama AirNav Indonesia Bambang Tjahyono, yang disaksikan oleh  Menteri Pariwisata. 

Menpar Arief Yahya mengatakan keberhasilan pariwisata Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaannya jumlah seat pesawat, karena 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara. “Kunjungan wisman sangat bergantung pada airlines. Melalui MoU ini sebagai upaya mendorong AP I, AP II, AirNav Indonesia serta arlines untuk meningkatkan kontribusinya dalam pencapaian target kunjungan 20 juta wisman serta pergerakan 275 juta wisnus di Tanah Air pada 2019 mendatang,” kata Menpar Arief Yahya. 

Menpar Arief Yahya mengatakan, tersediaannya kapasitas seat penerbangan internasional sebanyak 19,5 juta seats oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada tahun ini saja, sementara untuk mendatangkan 20 juta wisman tahun 2019 harus tersedia 30 juta seats pesawat, yang berarti diperlukan tambahan 10,5 juta seats dalam 3 tahun ke depan. Dimana untuk bisa memenuhi target kunjungan 15 juta wisman di tahun 2017, dibutuhkan minimal 4 juta tambahan seats baru” kata  Arief Yahya. 

Arief Yahya menjelaskan lebih jauh, bahwa untuk memperoleh tambahan seats penerbangan internasional tersebut, perlu dilakukan upaya bersama dari 3A (Airlines – Airports and Air Navigation – Authorities) antara lain berupa;  kecukupan slot di bandara, kecukupan air service agreement (ketersediaan air traffic right),  serta menambah direct flight berjadual melalui pembukaan rute baru, extra flight,  maupun flight baru dari pasar wisman potensial. 

Menteri Pariwisata juga menegaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan tambahan seats dalam waktu dekat (2017), bagaimanapun juga masih mengandalkan pada bandara Ngurah Rai Bali dan Soekarno-Hatta Cengkareng. Untuk itu Arief Yahya meminta untuk mengoptimalkan kapasitas slot-time di bandara Ngurah Rai dan Soekarno-Hatta (non-phisical effort). Untuk jangka waktu 1-2 tahun ke depan perlu segera dilakukan upaya pembangunan perluasan bandara, seperti perluasan terminal, perluasan parking stand, serta pembangunan rapid exit taxiway di beberapa bandara. Sementara untuk memenuhi kebutuhan 3 tahun ke depan Menpar meminta segera mulai dilakukan pembangunan bandara baru, seperti di Kulon Progo, Bali Utara, Jawa Barat maupun Banten.

Kesepakatan kerjasama dalam nota kesepaham tersebut antara lain meliputi;  pertukaran data, informasi, dan promosi bersama (joint promotion)  untuk menunjang kegiatan promosi pariwisata Indonesia di pasar internasional dan domestik;  membuat analisis dan kajian bersama mengenai konektivitas udara yang dibutuhkan wisman dan wisnus; melakukan upaya sinkronisasi rencana pengembangan kapasitas bandara dengan rencana pengembangan destinasi pariwisata dalam rangka mencapai target pariwisata nasional; serta  penyediaan sarana tourism information center di bandara udara internasional maupun domestik. 

Hadir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman tersebut antara lain; Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana, Direktur Komersial  AP I Moch Asrori, Direktur Keuangan Novrihandri, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis  AP II Daan Achmad, Vice President of Marketing and Business Development Harris, Chief Project Business Air Traffic and Tourism Development  Rosita Kurniawati, Corporate Secretary AirNav Indonesia Didiet Kus Sam Radityo.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait