Target Omzet Rp100 Miliar, Bali Interfood Expo 2019 Gandeng UMKM

Target Omzet Rp100 Miliar, Bali Interfood Expo 2019 Gandeng UMKM

Krista Exhibitions kembali menggelar The 4th International Exhibitions on Food and Beverage, Baking Ingredients, Horeca and Baking Equipment, Technology and Services in Bali. Event dua tahunan tersebut untuk kali ini berlangsung 3 hari (26 - 28 September 2019) di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC).

Pameran yang sudah terselenggara empat kali tersebut akan diikuti 140 perusahaan dari dalam, dan luar negeri. Peserta yang hadir diperkirakan mencapai 100 orang dari 17 negara, diantaranya Polandia, Jepang, China, Italia, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Chief Executive Officer (CEO) Krista Exhibitions, Daud D. Salim menjelaskan, dalam Pameran Bali Interfood pihaknya ingin lebih mempopulerkan pastry bakery. Salah satu upaya itu diwujudkan melalui perlombaan yang melibatkan seluruh industri perhotelan di Bali bersama Indonesia Pastry Alliance.

Bali Interfood Expo 2019 juga akan menggandeng para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta usaha kecil menengah (UKM) asal Bali, dan Jawa Timur. Produk makanan serta minuman dari UKM, dan UMKM yang dipamerkan utamanya yang selama dianggap mampu bersaing dengan industri menengah maupun besar.

"Dengan ada pameran ini, maka kami percaya bahwa industri pariwisata di Bali akan lebih baik peningkatan kualitasnya, khususnya dari penyajian makanan, minumannya, maupun kualitas daripada para chefnya," ungkapnya kepada wartawan di Sekretariat Bali Tourism Board (BTB), Senin (23/9/2019).

Daud memperkirakan, pameran ini akan menghasilkan omzet atau nilai transaksi mencapai Rp100 miliar. Ia yakin angka itu teralisasi, mengingat sejumlah peralatan hotel, restoran, cafe, dan catering yang memiliki nilai investasi relatif tinggi. Sedangkan dari sisi pengunjung, pihaknya mematok kenaikan diangka 25% dibandingkan Bali Interfood Expo 2017.

"Seperti peralatan untuk kopi, harganya satu unit bisa berkisar Rp50 juta sampai Rp100 juta keatas. Juga peralatan untuk masak memasak ataupun teknologi dimana satu alat bisa membuat masakan hampir 90% jenis masakan bisa dilakukan oleh alat ini," ujarnya.

"Dimanapun hotel itu berada, ataupun restoran itu berada, resepnya bisa diprogram, dimasukin ke alat ini, sehingga kalaupun chef itu tidak ada di lokasi, yang lainnya bisa menggantikan mengerjakannya dengan menggunakan alat teknologi masak ini," lanjutnya.

Sekretaris Jenderal PHRI Bali, Perry Markus pada kesempatan yang sama menilai event ini sangat mendukung sektor kepariwisataan. Pihaknya pun berpandangan, banyak teknologi baru akan dipamerkan, yang mampu lebih memajukan industri perhotelan, restoran, cafe, dan catering Pulau Dewata.

"Jadi kesempatanlah buat teman-teman secara khusus hotel, dan restoran untuk mereka bisa melihat bahwa banyak hal yang kreatif yang baru, yang mereka bisa adopsi untuk perkembangan usaha mereka," tuturnya.

"Dan ini kita lihat juga tidak hanya hotel, dan restoran kalau saya lihat. Banyak juga para anak-anak muda yang ingin membuka usaha, karena sekarang kan kita lihat cafe lagi booming, dan disini mereka bisa belajar banyak dari para ahli, terutama praktisi yang akan hadir di Bali Interfood Expo 2019," tutup Perry Markus.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait