Puncak Becici Jadi Wisata Alternatif di Yogyakarta 

Puncak Becici Jadi Wisata Alternatif di Yogyakarta 

Bank Indonesia Wilayah Provinsi Bali menggelar Lokakarya Kebangsentra dan Kehumasan Bank Indonesia Wilayah Provinsiali dari tanggal 26 sampai 28 April di Yogyakarta. 

 Di hari pertama peserta mengunjungi sejumlah objek wisata di kawasan Gunung Kidul dan objek wisata di kawasan kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul

Salah satu lokasi yang dikunjungi Puncak Becici berada di Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul atau 30 Km dari pusat kota Yogyakarta.

Untuk menuju ke sana, wisatawan bisa melewati jalur Yogyakarta-Wonosari. Namun, pastikan kendaraan prima. Karena jalan yang harus dilalui naik turun dan berkelok.

Puncak Becici memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektar dengan hawa yang sejuk. Pada sore hari, pengunjung bisa menikmati sunset. Dari sini pula, pengunjung bisa melihat kecantikan Candi Prambanan bagian utara serta indahnya pantai selatan. 

Pemandu wisata Bapak Bayu Krisna saat memandu peserta menjelaskan, Puncak Becici merupakan salah satu lokasi dari Blok Mangunan. Blok Mangunan sendiri terdiri dari 7 blok yang dikelola masyarakat untuk wisata.

"Puncak Becici fokus pada kegiatan alam outbonddan panorama," tuturnya di Puncak Becici Jumat (26/4/2019).

Lokasi yang dikelola sekitar 40 warga ini dulunya hanya hutan pinus yang disadap getahnya. Setelah dikelola sebagai lokasi wisata di akhir 2015, tidak ada lagi penyadapan pohon pinus. Mereka fokus mengelola pariwisata. 

Pada Senin-Jumat, jumlah kunjungan ke Puncak Becici 700 orang per hari. Jumlah ini meningkat di Sabtu-Minggu dan hari libur, menjadi 1.500 pengunjung.

Untuk menikmati keindahan alam di Puncak Becici, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp 2.000, parkir roda doa Rp 2.000, mobil Rp 5.000, dan bus Rp 20.000.

Jika ingin bersantai menggunakan hamock, cukup menyewa Rp 20.000 per dua jam. Sedangkan hamock bertingkat dari Rp 15.000-60.000. "Kunjungan pada libur lebaran kemarin sampai 3.000 orang," imbuhnya.

Pucak Becici terbilang nyaman karena dilengkapi berbagai fasilitas, seperti mushala, toilet, dll.

Lain halnya dengan objek Wisata Seribu Batu Songgo Langit yang berlokasi di Desa Mangunan Kecamatan Dlingo Bantul, Yogyakarta.

Dengan tiket masuk sebesar Rp 3 ribu per orang, tiket parkir mobil sebesar Rp 5 ribu, motor Rp 2 ribu, bis berukuran sedang Rp 15 ribu, dan bis berukuran besar Rp 20 ribu, Tribunners sudah dapat menikmati berbagai destinasi wisata di tempat ini.

Ada Rumah Hobbit, Rumah Seribu Ranting Kayu, Taman Tumpah dan apabila ingin mencoba wahana flying fox, Tribunners cukup membayar dengan biaya Rp 15 ribu dan sudah dapat melihat keseluruhan Wisata Seribu Batu Songgo Langit dari atas.

"Untuk yang hobi naik gunung, di sini juga ada Gardu Pandang yang lengkap dengan fasilitas seperti mushola, warung dan juga toilet. Dan dari Rumah Hobit hanya menempuh jarak 20 menit untuk menuju ke sana," ujar Ratmi, salah satu pengelola Wisata Seribu Batu Songgo Langit.

Wisata Seribu Batu Songgo Langit dibuka setiap hari mulai dari pukul 07.00-17.30.

Ratmi menyebutkan bahwa rata-rata kunjungan ketika weekdays mencapai 600an pengunjung.

"Kalau akhir minggu pengunjung biasanya lebih banyak lagi, bisa sampai 2 ribuan," ungkapnya.

Wisata Seribu Batu Songgo Langit yang dibuka pada awal tahun 2016 ini juga memberikan ruang bagi pengunjung yang ingin melakukan prewedding..

Dengan biaya Rp 200 ribu ditambah dengan biaya parkir, pengunjung pun sudah dapat prewed di salah satu wahana yang bertemakan hutan ini.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait