Program Sejuta Rumah, REI Sumbang 400.000 Unit Rumah

Program Sejuta Rumah,  REI Sumbang 400.000 Unit Rumah

Untuk membangun rumah bersubsidi di Indonesia, memang tantangannya tidak sama di masing-masing daerah. Ada darah yang rawan gempa, daerah dengan kondisi tanah berbeda beda, dan kondisi perbukitan tentunya sangat mempengaruhi biaya pembangunannya.

Menurut Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata, ada tiga tipe luasan bangunan, yaitu tipe 22, 30 dan 36 dengan jenis konstruksi untuk tanah keras, tanah lepung dan tanah gambut. Tidak hanya itu, juga diperhatikan untuk daerah gempa kuat, menengah dan ringan. "Ada 27 desain rumah bersubsidi yang sudah dilaksanakan dan akan diujikan di Lab. Tujuannya untuk mereduksi bagaimana peningkatan mutu itu supaya bisa dilakukan," katanya disela Rakernas REI 2018, Rabu (5/12/2018) di Nusa Dua.

Sebagai wujud komitmen dan integritas Realestat Indonesia (REI) sebagai garda terdepan membangun rumah rakyat, tahun lalu, REI telah sukses membangun 206.290 unit rumah subsidi dan 200.000 unit rumah komersial. Dengan demikian, REI telah menyumbang lebih dari 400.000 unit rumah dari sejuta rumah yang ditargetkan pemerintah. 

Menurut Soelaeman, dengan capaian ini membuktikan bahwa Rei bekerja nyata bersama pemerintah untuk membangun rumah khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Dikatakannya, berdasarkan data PPDPP, dari total 11.568 pengembang rumah subsidi di seluruh Indonesia, sekitar 5.014 diantaranya dari pengembang REI. "Fokus di rumah subsidi memang pasti. Namun, Rei sebagai organisasi terbesar, bukan hanya menyediakan rumah untuk rakyat, namun juga sebagai penggerak ekonomi nasional," tegasnya.

Supaya rumah bersubsidi bisa berkualitas, pihaknya menyebutkan harus ada spare 20 persen, untuk mengantisipasi tantangan. Karena tantangan lapangan di setiap tempat berbeda beda.Melalui rakernas tersebut, dilakukan pembahasan dan mencari solusi untuk berbagai isu penting berkaitan dengan kondisi industri realestat terkini. "Intinya adalah harus selalu ada ruang solusi untuk rumah MBR ini dari sisi aturan," tambahnya.

Sementara Gubernur Bali Wayan Koster ditempat yang sama mengatakan Pemerintah Provinsi Bali mendukung REI untuk dapat menyediakan rumah bagi masyarakat Bali. “Melalui program sejuta rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, Pemerintah Provinsi Bali berharap Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Provinsi Bali dapat memiliki rumah pertamanya,” kata Gubernur Koster.

Koster mengatakan rumah merupakan hak hakiki penduduk seluruh dunia termasuk Indonesia dimana rumah adalah tempat untuk membentuk karakter bangsa. Ia menambahkan, Presiden pertama Indonesia Bung Karno dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana juga memprioritaskan perumahan. Hal ini juga menurutnya sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.

Gubernur Koster juga bersyukur di akhir tahun 2018 ini Bali dipercaya menjadi tuan rumah Rakernas REI dan FIABCI (Federasi Internasional Real Estate) Global Business Summit 2018. Kedua kegiatan ini dihadiri sekitar 1200 orang peserta termasuk perwakilan 72 negara anggota FIABCI.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait