Perlunya Peningkatan SDM Dalam Era Digital

Perlunya Peningkatan SDM Dalam Era Digital

Konferensi Sumber Daya Manusia atau Indonesia Human Resource Summit (IHRS) kembali digelar untuk mengulas peningkatan peranan SDM dalam era teknologi digital dan hadirnya generasi z di Nusa Dua, Bali pada Senin (17/9/2018).

IHRS 2018 yang memasuki tahun ke-10 dihadiri oleh 800 peserta dalam dan luar negeri serta 35 perusahaan peserta pameran. 

Ketua IHRS 2018 Shauqi Gombang Aleyandra mengatakan tema yang diangkat pada acara ini yakni Humanizing Technology in Managing Tomorrow People.  Pemilihan tema ini didasarkan pada kebutuhan industri SDM untuk beradaptasi secara cepat terhadap perkembangan teknologi yang ada.

Industri SDM diharapkan mampu memanfaatkan perkembangan teknologi secara tepat tanpa melupakan sisi humanis yang ada dalam hubungan perusahaan dan karyawan.

"Hasil penelitian dari McKinsey Global Institute menyatakan bahwa hanya sekitar 5% dari total pekerjaan yang dapat diotomatiskan secara penuh, hal ini menunjukkan peran manusia sebagai tenaga kerja belum tergantikan," katanya.

 SDM saat ini juga harus mampu bersinergi dengan generasi baru tenaga kerja yakni the tomorrow people atau generazi z. SDM saat ini dituntut untuk mampu mengenali lebih dini karakteristik generasi z dan menciptakan lingkungan kerja yang mampu mengeluarkan potensi terbaik mereka. 

"Diperlukan kerja keras seluruh pemangku kepentingan untuk dapat meningkatkan kualitas, kompetensi, dan daya saing SDM Indonesia, penyelenggaraan IHRS 2018 sejalan dengan fokus pemerintah pada 2019 dalam hal pembangunan SDM," katanya. 

Kepala SKK Migas Sukandar yang turut membuka acara ini mengatakan peranan SDM hingga saat ini belum bisa digantikan dengan teknologi seutuhnya. Contohnya, pada SKK Migas sendiri terdapat kurang lebih 800 tenaga kerja mulai dari staff hingga pimpinan managemen.

Seluruh sdm tersebut bertanggung jawab untuk mengatur 225 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi dalam hal eksplorasi maupun pengembangan.  Selain itu, tanggung jawab SDM juga pada 14 blok yang akan dikembangkan untuk  menghasilkan energi gas 3 sampai 4 tahun lagi. 

"Jadi standar kami tinggi dan harus pada orang yang punya kompetensi dan punya background yang cukup," katanya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menekankan perlunya kompetensi sumber daya manusia untuk mengantisipasi era teknologi digital berkembang pesat yang diprediksi mampu menggantikan posisi tenaga manusia.

"Otomatisasi teknologi itu dibutuhkan karena meningkatkan produktivitas tetapi ada pekerjaan yang tidak bisa digantikan sehingga kuncinya adalah produktivitas," kata Wakil Kepala SKK Migas Sukandar.

Menurut Sukandar, teknologi dibutuhkan manusia sebagai instrumen mewujudkan efisiensi dan efektifitas produksi.

Bukan berarti, kata dia, SDM saat ini tidak lagi dibutuhkan dengan semakin canggihnya teknologi khususnya di sektor produksi hulu minyak dan gas bumi.

Untuk itu, pihaknya menerapkan standar tinggi untuk kompetensi SDM di antaranya untuk memenuhi kebutuhan dalam eksplorasi minyak, cadangan minyak, pengeboran minyak, hingga kemampuan mengatasi masalah dengan cepat ketika terjadi insiden.

Saat ini, kata dia, SKK Migas memiliki sekitar 800 orang karyawan mulai dari level staf hingga manajemen pimpinan, 225 orang di antaranya merupakan kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang melakuman eksplorasi dan pengembangan.

"Saat ini ada 14 blok yang sedang dikembangkan," katanya

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait