Mudik Lebaran Jasa Raharja Bali Bangun Posko Kesehatan Terpadu

Mudik Lebaran Jasa Raharja Bali Bangun Posko Kesehatan Terpadu

PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Bali membangun posko kesehatan di beberapa titik di jalur mudik. Empat lokasi itu meliputi Terminal Ubung Denpasar, Terminal Mengwi Badung, Pelabuhan Gilimanuk, dan Pelabuhan Padangbai.

Kepala Jasa Raharja Cabang Bali, Huntal Parulian Simanjuntak menyampaikan, pos pelayanan kesehatan terpadu disiagakan 16 hari atau mulai tanggal 29 Mei 2019 hingga 13 Juni 2019. Tidak hanya itu, pihaknya juga mengoperasikan mobil unit keselamatan lalu lintas (MUKL), pemasangan spanduk imbauan di lokasi strategis yang rawan kecelakaan lalu lintas, dan melakukan aksi simpatik kepada petugas jaga di beberapa pos pengamanan Lebaran.

"Kami juga sudah melakukan MoU dengan masing-masing rumah sakit yang ada di Bali. Lima puluh rumah sakit sudah MoU untuk seluruh Bali, termasuk Singaraja. Jadi sudah MoU, apabila ada korban tinggal kami masukkan saja ke rumah sakit setempat dengan ambulance yang ada," katanya kepada wartawan di Denpasar, Rabu (29/5/2019).

Ia memastikan, selama libur lebaran seluruh kantor Jasa Raharja di Pulau Dewata tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat. Guna mendukung seluruh kegiatan sepanjang arus mudik dan balik Idul Fitri, pihaknya menyiagakan 53 orang.

Seluruh kegiatan itu diharapkan dapat mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2019. Karena kelancaran, dan kenyamanan diyakini dapat berdampak terhadap menurunnya risiko kecelakaan lalu lintas para pemudik, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

"Untuk pembayaran santunan, kami berharap di tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin," ucapnya.

Huntal menjabarkan, besaran klaim yang diserahkan pada periode arus mudik dan balik Lebaran tahun 2018 sebesar Rp945.277.000 dengan total 26 orang korban. Dari total tersebut,17 korban meninggal dunia, 8 luka-luka, dan 2 orang luka ringan (P3K).

Sedangkan sepanjang Lebaran 2017, klaim kecelakaan lalu lintas diangka Rp810.360.000. Korban sepanjang arus mudik dan balik Lebaran tahun 2017 berjumlah 37 orang, dengan rincian 15 meninggal dunia, 16 luka-luka, dan 6 orang luka ringan.

Huntal mengakui, secara kumulatif terjadi penurunan kuantitas korban kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan balik, dengan perbandingan data tahun 2017, dan tahun 2018. Kondisi itu menurutnya akibat meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berkendara. Selain itu, kerja keras petugas dilapangan juga berkontribusi nyata terhadap penurunan angka korban kecelakaan.

"Sebelum arus mudik dan balik kita bersama kepolisian juga sudah melakukan survei, dan disepakati untuk beberapa tikungan rawan kecelakaan kita tempatkan spanduk dengan kalimat nyeleneh dan menarik, misalnya tukang gali kubur sudah cuti, jangan meninggal dulu, misalnya begitu kan. Jadi setelah membaca kalimat itu, pengendara diharapkan sadar untuk mengemudikan kendaraannya dengan tertib," tukasnya.

"Spanduk-spanduk itu kita tempatkan di titik-titik rawan, utamanya di jalur Denpasar menuju Pelabuhan Gilimanuk. Karena selain banyak tikungan, kami anggap jalur itu kan cukup melelahkan bagi pengendara khususnya pemudik," pungkas Huntal.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait