Lebih Dari 50% Angkatan Kerja di Indonesia lulusan SD dan SMP

Lebih Dari 50% Angkatan Kerja di Indonesia lulusan SD dan SMP

Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) terus menggenjot pendidikan dan pelatihan vokasi, untuk menyiapkan skill tenaga kerja di Indonesia.

Indonesia memiliki kekuatan besar dari sisi jumlah penduduk. Ditengah potensi itu, ada beberapa hal perlu disiasati dalam upaya optimalisasi kemampuan sumber daya manusia (SDM). 

Menteri Ketenagakerjaan RI, Muhammad Hanif Dhakiri mengungkapkan, salah satu tantangan besar Indonesia adalah struktur angkatan kerja. Dijabarkan, lebih dari 50% angkatan kerja di tanah air merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

"Tantangan SDM kita ini ada banyak. Tapi salah satu yang utama adalah bahwa kita ini kan punya problem mismatch yang cukup tinggi. Kemudian struktur angkatan kerja kita ini juga masih didominasi oleh lulusan SD, SMP. Dari sekitar 131 juta angkatan kerja kita, 58 persen itu adalah lulusan SD, SMP," katanya kepada wartawan di Tanjung Benoa, Bali, Sabtu (24/11/2018). 

Muhammad Hanif Dhakiri menyebut, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menyiasati kondisi tersebut. Diantaranya melalui program triple skilling bagi seluruh angkatan kerja didalam negeri. 

"Nah oleh karena itu maka pemerintah terus menggenjot pendidikan, dan pelatihan vokasi untuk memfasilitasi mereka ini agar mereka bisa punya kemampuan yang memadai, bisa merubah kemampuannya, dan juga bisa meningkatkan kemampuannya, sehingga pekerjaan mereka juga bisa lebih fleksibel," ungkapnya. 

"Di Kementerian Ketenagakerjaan kita buat kebijakan triple skilling. Bagi yang belum punya kemampuan kita fasilitasi dengan program skilling agar punya kemampuan. Yang sudah memiliki kemampuan kita fasilitasi melalui program upskilling agar mereka bisa meningkatkan kemampuan, tujuannya agar mereka memiliki karir di pekerjaan, Dan kemudian yang sudah mempunyai kemampuan dan memerlukan perubahan skill kita kasih program reskilling, sehingga ketika misalnya ada satu sektor yang mengalami perubahan, orang bisa bergeser ke sektor lain kalau punya kemampuan baru," imbuh Hanif. 

Disinggung peluang berkarir di luar negeri, Menaker memastikan celah tenaga kerja Indonesia sangat besar. Hanya saja sebelum menembus pasar tersebut, SDM Indonesia harus dibekali dengan berbagai kemampuan. Guna memperkuat kemampuan tenaga kerja, pihaknya dikatakan telah menggandeng dunia usaha dan industri untuk pelaksanaan program pemagangan. 

"Peluang tenaga kerja kita ini sangat bergantung kepada investasi SDM kita lakukan. Salah satu kunci investasi SDM yang berkualitas adalah pelibatan secara masif dari industri. Nah ini yang sekarang sedang dilakukan pemerintah. Tahun ini kita ada sekitar 170 ribu pemagangan yang dilakukan pemerintah bersama industri, ada KADIN (Kamar Dagang dan Industri), ada APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), nanti 2019 akan kita genjot sekitar 400 ribu pemagangan," ucap Menteri kelahiran Semarang, 6 Juni 1972 itu. 

"Nah ini sebagai salah satu cara cepat untuk melaksanakan masifikasi dari SDM kita yang berkualitas. Pemagangan dilakukan di berbagai sektor dan bidang, misalnya bidang otomotif, IT, ada juga dibidang industri makanan-minuman, macam-macam itu," pungkasnya

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait