Kian Mudah, Pembukaan Rekening Efek Lewat Smartphone

Kian Mudah, Pembukaan Rekening Efek Lewat Smartphone

Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan kini dalam pembukaan rekening efek sudah kian mudah atau simplifikasi karena bisa lewat aplikasi di smartphone.

“Calon investor kini tanpa perlu datang ke perusahaan sekuritas. Dengan membuka aplikasi lewat handphone bisa menjadi investor dan buka rekening,” kata Kepala Kantor BEI Perwakilan Bali I Gusti Agus Andiyasa di Renon, Kamis (4/7/2019).

Ia mengatakan, membuka rekening lewat aplikasi smartphone masing-masing sekuritas. Syaratnya memiliki  memiliki buku rekening di salah satu bank. Diakui masing-masing sekuritas sudah memiliki aplikasi dan yang lain mengarah ke digital.

“Dengan adanya sistem digital, perkembangan investor menyambut positif karena mereka tidak perlu sibuk-sibuk ke perusahan isi flatform karena dari rumah mereka bisa melakukan transaksi, buka rekening,” ujarnya.

Buka rekening awal mulai Rp100 ribu dan bayar pun setelah memiliki rekening. Agus berharap jumlah investor di Bali meningkat mengingat proses mudah, makin cepat dan mereka bersemangat menjadi investor saham. 

“Menggunakan aplikasi tidak perlu menunggu lama sampai seminggu karena bisa hanya dengan 60 menit reknening sudah jadi,” imbuhnya.

Harapanya jumlah investor meningkat dari tahun lalu yang mencapai pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun mencapai 40 persen lebih. Sementara jumlah investor saham di Bali pada 2019 saat ini juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Itu terlihat dari jumlah investor saham di Bali tumbuh 20,66 persen sampai dengan Mei 2019.

“Pada Mei 2019 jumlah investor saham di Bali mencapai 18.68, sedangkan pada 2018 hanya 15.482,” katanya.

Ia mengatakan, secara pasti jumlah investor saham di Bali terus meningkat. Pada 2012 hanya 3.747 selanjutnya merangkak naik 4.193 pada 2013, 5.343 pada 2014, 6.484 pada 2015, 8.499 pada 2016, 10.729 pada 2017 dan 15.482 pada 2018.

Dominasi investor pun masih dikuasai usia 41-100 tahun hingga 33 persen, disusul usia 18-25 tahun 26 persen, usia 31-40 tahun 24 persen, dan usia 26-30 tahun 17 persen. Untuk jenis pekerjaan masih didominasi pegawai swasta 34 persen, pelajar 19 persen, pegawai negeri sipil 11 persen, pengusaha 12 persen, ibu rumah tangga 3 persen, guru dan pensiunan masing-masing 1 persen, dan sisanya 19 persen.

“Untuk itu pemahaman pasar modal perlu terus ditingkatkan lewat sosialisasi agar literasi dan inklusi pasar modal masyarakat terus meningkat,” harapnya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait