Jadi Pengusaha Sukses di Bidang Kopi, Bank Mandiri Bina Usaha Muda

Jadi Pengusaha Sukses di Bidang Kopi, Bank Mandiri Bina Usaha Muda

Bank Mandiri menggelar pembinaan kepada bisnis usaha kecil di bidang kopi untuk meningkatkan wawasan para pelaku bisnis kedai kopi dalam hal penyajian, bertempat di Kantor Cabang Bank Mandiri Denpasar, Selasa (10/12/2019).

Guna mewujudkan itu, Bank Mandiri telah memiliki Rumah Kreatif BUMN Mandiri sebagai tempat pembinaan para pengusaha muda. 

I Gede Arimbhawa Yasa, Vice President CSR Center Bank Mandiri Pusat mengatakan, "di rumah kreatif ini kita sharing tentang bagaimana manajemen menjadi pengusaha sukses, bagaimana mengelola keuangan dan bantu pemasaran. Lebih pada peran Bank Mandiri dalam membangun negeri," jelasnya. 

Hal ini seiring bisnis kopi kekininian dan tren mengonsumsi kopi yang semakin booming, sehingga mendorong wirausaha muda memilih usaha tersebut. Peserta pembinaan berasal dari nasabah mikro, peserta umum, anggota Rumah Kreatif BUMN (RKB) dan yang akan terjun di bisnis kopi.

Sugrah, Regional Credit & Business Development Head Regional XI/Bali Nusra Bank Mandiri menjelaskan bahwa kali kedua melakukan pembinaan di bidang kopi yang merupakan program CSR Bank Mandiri, guna menjadikan SDM Unggul Indonesia Maju sesuai program pemerintah. 

“Bank merangkul pengusaha muda di Denpasar untuk bisa maju. Kita punya RKB, di situ kita bina mereka (pengusaha muda) untuk jadi pengusaha yang sukses dan bagaimana mengelola keuangan dan membantu pemasaran,” jelasnya.

Menurut dia, bank pun memiliki keinginan agar pengusaha kopi di Bali ini mampu go internasional. Mengingat bisnis tersebut sangat potensial, apalagi Bali merupakan salah satu produsen kopi terbaik dengan cita rasa unik. “Mitra binaan kita juga ada terjun di kopi. Kita ingin tahu kesulitan mereka apa. Kita punya Wirausaha Muda Mandiri (WMM) memang suka ngopi tapi ada keinginan untuk berbisnis,” kata Sugrah.

Pihaknya mendatangkan pakar kopi yang berasal dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), sehingga mampu menambah wawasan WMM di bidang kopi dalam menjalankan bisnisnya. “Pakar kopi ini menjelaskan teknis terkait kopi. Kenapa kopi? Kenapa karena lagi booming nge-tren. Banyak anak muda permintaannya usaha kopi tapi ilmunya belum banyak. Kopi ini yang sudah tumbuh kita dorong untuk berkembang,” ucapnya.

Sementara itu Miftakhul Kirom, Sekretaris Eksekutif AEKI mengatakan, dalam waktu 5 tahun terakhir konsumsi kopi dalam negeri sangat dinamis dan tumbuh sampai 6%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari angka dunia yang sebesar 1%. “Daerah Jawa Timur dan Bali adalah basis kopi. Kopi yang dihasilkan di daerah tersebut berpeluang menjadi usaha di daerah ini,” ujarnya.

Bali kata dia penghasil kopi robusta dan arabika. Kopi robusta dihasilkan oleh petani di Tabanan dan Buleleng, sedangkan arabika di Kintamani, Bangli. Namun 80% kopi petani Bali ini dialirkan ke Surabaya. “Kami di asosiasi juga menggunakan kopi Bali. Tapi kami olah menjadi produk dan dijual,” cetus Miftakhul.

Disampaikannya, dengan adanya keterlibatan perbankan dalam mendorong perkembangan bisnis kopi dalam negeri, akan memicu pengusaha untuk mengolah kopi sehingga akan mendapatkan nilai tambah. “Setelah itu baru dikirim ke luar. Kami memberikan wawasan bahwa di kopi banyak yang perlu diperhatikan tidak hanya dalam penyajian tapi roasting juga karena mempengaruhi rasa,” imbuhnya.

Ditambahkan Miftakhul, Indonesia mempunyai rasa kopi yang unik dan berbeda dengan yang dihasilkan produsen lain. Sehingga harga kopi di Indonesia lebih mahal dari negara lain terutama jenis arabika. Harga biji kopi di Tanah Air juga lebih tinggi yakni Rp 90 ribu untuk jenis arabika dan robusta Rp 24 ribu. Sedangkan arabika dari Brasil seharga Rp 32 ribu.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait