IHGMA Harapkan Stimulus Pemerintah Untuk Gairahkan Pariwsata Bali 

IHGMA Harapkan Stimulus Pemerintah Untuk Gairahkan Pariwsata Bali 

Dewan Pengurus Daerah Indonesian Hotel General Manager Association - DPD IHGMA Bali kembali menggelar kegiatan rutin tahunan peringatan memperingati Hari Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2020.

Sekitar 21 anggota IHGMA Bali yang hadir dalam agenda yang dikemas dalam Diskusi Merah Putih dengan tema “Peran Kepemimpinan di Industri Perhotelan dalam Mendukung SDM Unggul Indonesia Maju”.

Menurut organizing committee, Ketut Swabawa, CHA, acara yang diselenggarakan keempat kalinya sejak IHGMA berdiri ini dilaksanakan dengan sederhana tanpa mengurangi makna nasionalisme.

“Sebelumnya IHGMA Bali telah membuat konsep seminar Green Tourism pada 2017, lalu sosialisasi Sustainable Tourism pada 2018 dan pada 2019 lalu dengan tema Peran IHGMA Bali sebagai stakeholder pariwisata mendukung pariwisata berkualitas.

Tahun ini di tengah situasi keprihatinan akibat pandemi COVID-19 kita laksanakan dengan acara sederhana berupa diskusi tentang peranan kepemimpinan di industri perhotelan dalam mendukung SDM unggul Indonesia maju, di Kuta, Badung, Senin malam (17/8/2020)

Ketua DPD IHGMA Bali, Nyoman Astama mengatakan, "peringatan kemerdekaan setiap tahun diisi dengan berbagai kegiatan yang berkontribusi untuk negara. Apa yang akan dilakukan dan telah dilakukan dalam situasi seperti ini. "Pariwisata menjadi tumpuan kita, hampir 6 bulan bekerja dari rumah dan ada alih profesi karena dampak Covid-19. Terdapat 128 anggota dari para general manager di Bali saat ini," ungkapnya. 

Asosiasi general manager hotel ini ditegaskannya guna menguatkan sistem leadership. Sehingga kepemimpinan memiliki sistem yang kuat untuk menuju SDM yang unggul dan memajukan pariwisata Bali. Dari 128 general manager ini bekerja di hotel berbintang maupun non bintang dengan 14 ribu karyawan dan 12 ribu kamar.

"Kita-kita sebagai GM bisa lebih berkontribusi untuk pariwisata Bali. Sehingga pariwisata berkualitas dan berkelanjutan bisa kita terapkan bersama-sama dengan mengangkat junior-junior kita yang akan menggantikan kita," paparnya. 

Kepemimpinan tersebut dikatakan Astama juga bagaimana meningkatkan nilai patriot untuk menguatkan dan tidak putus melakukan upaya nyata guna meningkatkan peran dari perhotelan dan meningkatkan pendapatan devisa negara. 

"Nilai-nilai patriot kita terapkan untuk menguatkan pariwisata berkelanjutan dengan tidak putus-putus mengupayakan peran perhotelan untuk membantu pemerintah meningkatan pendapatan negara," ucapnya. 

Ia menambahkan terkait penundaan dibukanya pariwisata Bali untuk kunjungan turis asing harus disikapi sesuai dengan kondisi sekarang ini. 

"Kita memahami keputusan pemerintah tapi semestinya untuk Bali dengan kesiapan penuh menerapkan SOP dan protokol kesehatan dari pusat, dapat dilakukan suatu upaya. Kami pun telah melakukan verifikasi. Di Bali supaya bisa diberlakukan berbeda terhadap penundaan dibukanya kunjungan wisatawan asing ini," harapnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPP IHGMA, I Made Ramia Adnyana menyampaikan bahwa tugas IHGMA mengisi pembangunan dalam meningkatkan kepariwisataan atau top leader dalam memberikan masukan atau hal-hal yang bersifat pertimbangan kepada pemerintah agar pariwisata menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 

Menurut dia, pentingnya kepemimpinan atau leadership untuk semua sektor termasuk pariwisata. "Beda pemimpin akan terjadi perubahan paradigma di sektor pariwisata. Kami berharap di kepemimpinan ini pariwisata tetap menjadi leading sector," jelasnya yang juga General Manager H Sovereign Bali. 

Pihaknya mengatakan sesuai tema, peran kepemimpinan di industri perhotelan dalam mendukung SDM unggul Indonesia maju, IHGMA telah melakukan program mentorship di 10 SMK di Bali. Selain itu mencetak 600 dosen vokasi dan diharapkan ke depannya dapat lebih ditingkatkan, sehingga mampu meningkatkan SDM pariwisata Bali.  

Ia menyinggung terkait verifikasi hotel yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali pada kondisi adaptasi kebiasaan baru ini, tim verifikasi sebagian besar dari IHGMA. "Inilah bentuk kontribusi yang kita berikan kepada pemerintah dalam rangka mengembangkan pariwisata kita. Dengan pariwisata, Indonesia dapat mencapai puncak keemasannya. Apalagi Bali 80% mengantungkan hidup di pariwisata," jelas Ramia. 

"Kita menghormati keputusan dari Pemprov Bali maupun nasional, namun jika bisa kami sarankan sebaiknya saat ini ada stimulus dari pemerintah untuk menggairahkan masyarakat lokal dan domestik untuk berwisata di Bali. Mustahil mereka akan datang ke Bali dalam kondisi pendapatan yang berkurang bahkan ada yang kosong sama sekali,"ungkapnya.

"Maka pemerintah harus jelas dan tegas stimulus apa yang bisa diberikan untuk industri sehingga nasib tenaga kerja yang jumlahnya ribuan ini dengan keluarganya bisa dibantu. Terkait reputasi ini perlu dipikirkan bahwa Bali butuh dibantu saat ini jangan sampai timbul gesekan sosial atau bahkan kriminal yang lebih parah akibat sulitnya masyarakat memenuhi kebutuhan dasar pangannya,"imbuhnya.

IHGMA kata dia tetap menerima keputusan dan kebijakan pemerintah, meskipun selama berbulan-bulan karena pandemi Covid-19 perekonomian di kalangan pariwisata tidak berjalan. 

"Kami sudah kelaparan selama berbulan-bulan sudah mengeluarkan biaya. Semoga bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan," cetus Ramia.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait