Genjot Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pekerja Rentan, Non ASN dan Aparatur Adat

Genjot Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pekerja Rentan, Non ASN dan Aparatur Adat

Beragam upaya terus dilakukan  BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar dalam meningkatkan kepesertaan. Hingga Mei 2019, kepesertaan hanya 36 persen dari jumlah pekerja di Provinsi Bali yang meliputi pekerja formal, non formal dan Non Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Salah satu upayanya adalah menyasar pekerja rentan dan para aparatur adat, untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Pekerja rentan, ialah mereka yang bekerja namun tidak dapat membayar iuran secara teratur. Sedangkan aparatur adat, mereka yang menjalani tugas adat di Bali meliputi pecalang, pemangku, pekaseh, bendesa hingga petugas LPD desa. Hal itu dikatakan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar, Novias Dewo  saat ditemui pada kegiatan pasar murah, Sabtu (18/5) lalu. 

"Kita meminta kesediaan Pemda agar bisa memberikan perlindungan jaminan sosial khusus ketenagakerjaan bagi pekerja rentan, dan yang kedua bagi pekerja yang melakukan aktifitas adat di Bali," ujarnya. 

Tak hanya itu, BPJS Ketenagakerjaan pusat juga terus menggelontorkan program-program strategis.

Kata Novias Dewo, pihaknya menyediakan program vokasi bagi peserta yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Secara garis besar, program ini bertujuan memberi pelatihan agar mereka memiliki kemampuan sehingga segera mendapat pekerjaan ataupun membuka usaha. 

Lebih jauh, kata Novias Dewo, program ini juga melibatkan peran serta Pemerintah Provinsi Bali dan masih dalam proses penggodokan secara aturan dan teknis. Sesuai data BPJS Ketenagakerjaan Denpasar, terdapat tenaga kerja non ASN di Kabupaten Badung yang belum mendaftar sebanyak 8.312 orang dan di Kota Denpasar yang belum tendaftar hingga 1.860 orang. Sedangkan tenag kerha non ASN di Pemprov Bali sudah terdaftar sebanyak 4.259 orang. 

"Nanti kami akan berikan pelatihan, yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di Bali, dengan tujuan peserta bisa meniangkatkan kemampuannya," ungkapnya. 

Ditambah Novias Dewo, program yang diupakan untuk meningkatkan kepesertaan juga didukung dengan kemudahan dalam memperoleh informai tentang manfaat keanggotaan, meliputi sosialisasikan, manfaat layanan, premi murah dan kemudahan akses. Kata dia, hanya dengan membayar premi Rp.16.800, bagi peserta yang meninggal dalam proses kerja mendapat santunan Rp. 24 juta. 

"Sangat disayangkan kalau mereka (non ASN) tidak terdaftar, kalau ada resiko siapa yg mau tanggung? ini menyangkut good govermen. Pemda dan sebagai penyelenggaran negara wajib mengikuti aturan yang ada," pungkasnya. 

Novias Dewo menilai menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebenarnya sangat mudah dan premi sangat murah yaitu hanya Rp16.800 per bulan. Sementara manfaat yang bisa diterima peserta sangat besar. Ia mencontohkan dengan premi Rp16.800, ketika peserta meninggal biasa akan mendapatakan santunan kematian Rp24 juta.

“Padahal untuk mendapatkan Rp24 juta secara menabung biasa Rp16.800 per bulan akan terkumpul selama 119 tahun. Satu sisi kematian pasti akan terjadi, sehingga dana harus dipersiapkan sejak dini,” ujarnya.

Belum lagi ketika pekerja mengalami risiko kerja. Bagi mereka yang menjadi peserta jaminan sosial ketenagakerjaan akan tertanggung karena BPJS Ketenagakerjaan sudah kerja sama dengan rumah sakit pemerintah maupun swasta, sehingga seluruh biaya perawatan akan ditanggumg, sepanjang kebutuhan medis. Termasuk bagi kecelakaan kerja, kata Novias, kepada keluarga si pekerja mendapatkan bantuan kehilanagn kerja. 

“Dengan iuaran sedikit manfaat selangit. Itu berarti iuran sedikit keuantungan selangit dirasakan peserta,” ucapnya.

Untuk itu pihaknya akan melakukan sosialisasi agar stakeholder, pengusaha dan pemerintah segera mendaftarkan tenaga kerjannya menjadi peserta.

Sementara itu terkait sembako murah momen Ramadhan, Novias Dewo menjelaskan itu semua sebagai bentuk kepedualian BPJS Ketenagakerjaan agar dapat membantu masyarakat secara langsung untuk mendapatkan sembako murah. 

“BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar memberikan bantuan sembako murah senilai Rp150 ribu, namun masyarakat membeli cukup Rp75 ribu. Kalau belanja, masyarakat dapatkan diskon 50 persen,” paparnya.

Diakui sembalo murah disiapkan mencapai 800 paket dan secara nasional mencapai 96 ribu paket. Intinya pasar murah terkait tanggung jawab sosial lingkungan kepada masyaraat umum yang membutuhkan

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait