Genjot Kepesertaan, BPJAMSOSTEK Banuspa Dorong Desa di Bali 

Genjot Kepesertaan, BPJAMSOSTEK Banuspa Dorong Desa di Bali 

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Kanwil Bali, Nusa Tenggara dan Papua (Banuspa) mendorong semakin banyak desa di Pulau Bali dapat tergabung dalam program Desa Sadar terhadap jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek).

"Desa Sadar ini dibentuk agar masyarakat desa mengenal lebih dekat dengan program-program BPJAMSOSTEK, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan," kata Deputi Direktur BPJAMSOSTEK Banuspa Deny Yusyulian, dalam Webinar Efektivitas Pengelolaan Aset Desa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0, di Denpasar, Selasa, (20/10/2020).

Selain itu, lanjut dia, dengan adanya Desa Sadar juga untuk menumbuhkan kesadaran perangkat desa terhadap kesejahteraan masyarakat pekerja di desa melalui program jaminan sosial ketenagakerjaan.

"Yang terpenting juga, nantinya seluruh perangkat desa, yayasan/bumdes, tenaga ahli/pendamping desa, pelaku ekonomi di lingkungan desa menjadi peserta BPJAMSOSTEK," ucapnya pada acara yang diikuti Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Dukcapil Bali dan kabupaten/kota se-Bali, Kadisnaker dan ESDM Provinsi Bali, unsur akademisi dan perbekel (kepala desa) itu.

Dengan menjadi Desa Sadar BPJAMSOSTEK, menurut dia, desa pun mendapatkan keuntungan, diantaranya mendapatkan bantuan berupa perbaikan fasilitas umum (sekolah, tempat ibadah, tempat publik dan lain-lain), kemudian juga meningkatkan pemasukan desa melalui pembentukan Kantor Perisai.

"Kantor Perisai ini memiliki tugas untuk merekrut dan mengusulkan calon Perisai (Penggerak Jaminan Sosial Indonesia) ke BPJAMSOSTEK, menerima dan menindaklanjuti data potensi kepesertaan dari BPJAMSOSTEK ataupun dari sumber lainnya, dan lain sebagainya," ujar Deny.

Selanjutnya, baik Perisai maupun Kantor Perisai berhak mendapatkan insentif akuisisi dan insentif iuran.

Deny mengemukakan, terhitung dari 2017 hingga 2019, di Bali ada sebanyak 14 Desa Sadar terhadap jaminan sosial ketenagakerjaan yakni Ubung Kaja, Dangin Puri Kangin, Sesetan, Mas, Celuk, Penglipuran, Bakti Seraga, Sanur Kauh, Sengkidu, Sebatu, Jati Luwih, Tuban, Padang Tegal dan Jungutbatu.

Dalam kesempatan webinar tersebut, Deny juga banyak mengupas mengenai empat layanan jaminan sosial yang dimiliki BPJAMSOSTEK seperti Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Di samping itu disampaikan pula terkait program kembali bekerja atau Return to Work.

Terkait dengan kondisi pandemi COVID-19, Deny mengulas mengenai tiga pola Layanan Tanpa Kontak Fisik (Lapak Asik) BPJAMSOSTEK yakni Lapak Asik Reguler/Offline Klaim, Lapak Asik Kolektif Klaim dan Lapak Asik Online Klaim.

Sementara itu, narasumber lainnya Husen Hutagalung, penggiat pemberdayaan masyarakat dan pendiri Berkarakter Foundation banyak mengupas terkait dengan Desa Wisata hingga Aset Desa Wisata Berbasis Masyarakat.

"Desa wisata sebagai model pengembangan pariwisata berkelanjutan, sangat berguna bagi komunitas lokal dalam menghasilkan pendapatan, mendiversifikasi ekonomi lokal, melestarikan budaya, melestarikan lingkungan dan peluang sebagai pusat pendidikan kearifan lokal," ujarnya.

Menurutnya lebih dari enam dekade pariwisata telah menjadi sektor tercepat dalam perkembangan sebagai salah satu aktivitas ekonomi dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang giat dalam pembangunan pariwisatanya mengingat Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. 

Selain sumber daya alam keberagaman sumber daya budaya dan masyarakatnya menjadi daya tarik tersendiri bagi negeri ini. Pariwisata berbasis masyarakat (CBT) sering disebut sebagai alternatif dari kegiatan pariwisata massal yang pendekatannya bertujuan agar pariwisata menjadi lebih berkelanjutan .

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait