Galeri investasi BEI di Berbagai Daerah Untuk Peningkatan Inklusi dan Literasi

Galeri investasi BEI di Berbagai Daerah Untuk Peningkatan Inklusi dan Literasi

Keberadaan galeri investasi BEI di berbagai daerah diharapkan menjadi katalisator bagi peningkatan jumlah masyarakat melek pasar modal dan mulai berani berinvestasi di pasar modal.

“Ini penting untuk peningkatan inklusi dan literasi di pasar modal bagi seluruh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen pada saat daring Penghargaan Galeri Investasi 2020, Pengembangan Pasar Modal Indonesia-Apresiasi BEI Untuk Negeri, Senin (14/12/2020).

Ia menyatakan pandemic Covid-19 berdampak hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya dalam bentuk krisis kesehatan, dampak pandemi juga terasa pada krisis ekonomi di berbagai belahan dunia. Aktivitas ekonomi baik di sektor keuangan maupun riil mengalami kontaraksi akibat pembatasan aktivitas masyarakat yang berimbas pada menurunnya kegiatan bisnis di berbagai bidang.

Pasar modal Indonesia juga tidak lupat terkena imbas dari pandemi Covid 19. Terlihat, kinerja IHSG sempat mengalami keterpurukan pada Maret 2020 lalu yaitu 3.937 poin 63. Kendati demikian, pada 7 Desember 2020 IHSG sudah kembali menguat pada posisi 5.930 poin 76 atau tumbuh -5,85 persen (ytd) dan market cap bursa efek Indonesia menacapai Rp6.895 triliun.

“Kondisi ini lebih baik dari Singapura -12,25 persen, Thailand -8,23 persen dan Filipina -7,83 persen,” ujarnya.

Tidak hanya itu jumlah perusahaan yang telah menerima efektif menjalanakan IPO sepanjang 2020 juga meningkat mencapai 46 emiten baru. Penambahan emiten baru ini tertinggi dibandingkan seluruh negara di bursa ASEAN. Berbagai data indicator pasar modal menunjukkan kepercayaan publil maupun calon investor terhadap pasar modal Indonesia masih cukup tinggi. Pasar modal masih menunjukkan kinerja yang baik lagi.

“Perlu dicatat meningkatnya peran investor ritel domestik dalam pendorong sektor perdagangan saham di bursa efek Indonesia. Data bulanan hingga November tarcatat jumlah investor domestik secara value masih menguasai transaksi saham dibandingkan investor asing yaitu hampir 75 persen,” paparnya.

Dari persentase tersebut tipe investor yang dominan adalah investor ritel individual yaitu mencapai hampir 76 persen, sementara itu hingga akhir November 2020 jumlah investor pasar modal terus mengalami peningkatan.

Total SID hingga akhir November 2020 sudah mencapai 3,6 juta atau naik 45 persen jika dibandingkan per 31 Desember 2019 hanya 2,48 juta. Dari data tersebut jumlah penyebaran investor mayoritas masih terkonsentrasi Jawa, DKI, Jawa Barat, jawa Tengah, DIY, Jawa Timur dan Banten. Namun di 2020 mulai dididominasi investor luar Jawa seperti Sumatera Selatan, Riau, NTT, Kaltim, Maluku utara dan Papua Barat.

“Dari data tersebut dapat disimpulkan dalam upaya peningkatan investor domestik ritel menjadi penting dalam mendorong stabiliatas dan pertumbuhan kinerja pasar modal di masa depan, khususnya untuk menghadapi saat krisis,” ucapnya.

Hoesen punmengapresiasi upaya literasi dan inklusi Pasar Modal Indonesia yang inklusif yang dilakukan oleh BEI dengan pendirian 30 Kantor Perwakilan (KP) BEI dan 500 GI BEI di seluruh Indonesia. Dalam hal diperlukan, Hoesen menjelaskan OJK juga akan kembali mengeluarkan kebijakan stimulus untuk menjaga stabilitas Pasar Modal Indonesia dan dalam rangka mengurangi dampak pandemi Covid-19.

“OJK akan terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan seluruh stakeholders di Pasar Modal Indonesia, yaitu pemerintah, lembaga jasa keuangan, SRO dan asosiasi, serta pelaku industri lainnya yang memiliki peran penting dalam pemenuhan prasyarat menuju Indonesia Maju,” ujarnya. 

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait