Dorong Pembangunan Berkelanjutan, Asia Securities Forum Sepakati Deklarasi Bali

Dorong Pembangunan Berkelanjutan, Asia  Securities Forum Sepakati Deklarasi Bali

Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) akan menggencarkan transaksi surat utang yang berwawasan lingkungan atau "green bonds" yang ditawarkan kepada investor untuk mendukung upaya pemerintah dan masyarakat dunia mendorong pembangunan berkelanjutan.

Sebanyak 23 asosiasi/institusi kawasan Asia Pasifik menyepakati Bali Declaration. Deklarasi Bali itu disepakati dalam pertemuan tahunan Asia Securities Forum (ASF) ke-23.

 Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Karman Pramurahardja menjelaskan, Bali Declaration merupakan komitmen ASF dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDG's).

 "Sebenarnya deklarasi dari semua anggota Asia Securities Forum untuk mempunyai komitmen untuk mulai mengembangkan kedepannya aktivitas-aktivitas yang bisa mendukung United Nation Sustainable Development Goals. Jadi nanti masing-masing negara akan mencoba mencari arah supaya program ini bisa diimplementasikan lebih kencanglah di negaranya masing-masing," ungkapnya kepada wartawan usai penutupan 23rd Annual General Meeting Asia Securities Forum (AGM-ASF), di Nusa Dua, Jumat (2/11/2018).

 "Kita merasa bahwa momen ini akan dipakai untuk membuat masing-masing anggota itu bisa lebih peduli, bahwa ini ada program yang memang dicanangkan sendiri oleh Asia Securities Forum," imbuhnya.

ASF memperkirakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memerlukan dana 4 hingga US$ 5 triliun untuk pelaksanaan SDG's. Anggaran sebesar itu disebut untuk berbagai kepentingan, semisal pelestarian alam, konservasi terumbu karang, dan penyediaan air berkelanjutan.

Melalui Deklarasi Bali, Asia Securities Forumdikatakan mengambil inisiatif untuk mendukung pendanaan SDG's. Dukungan ASF akan diejawantahkan kedalam instrumen keuangan dari masing-masing anggota. Khusus di Indonesia, APEI memiliki ide untuk mengeluarkan instrumen keuangan berupa green bond.

"Green bonds itu dikeluarkan sehingga green bondsitu ditawarkan kepada orang, ada investor yang masuk. Tetapi green bonds ini dananya digunakan untuk salah satunya melestarikan lingkungan," ucapnya.

Sebelum memulai, APEI akan mengawalinya dengan sosialisasi green bond kepada para emiten. Ia tak memungkiri, para emiten belum terbiasa dengan green bond. Dijelaskan, green bond adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu institusi atau perusahaan, yang dananya digunakan untuk keperluan pelestarian lingkungan.

"Jadi perusahaan sekuritas ini pertama yang bisa memberikan edukasi kepada calon emiten. Yang kedua sekuritas kan berhubungan dengan arrangeruntuk mengeluarkan surat hutang ini. Jadi sekuritas bisa bertindak sebagai arranger, mereka yang akan mengunder-right ini untuk dikeluarkan supaya nanti ada investor yang memang berminat untuk membeli bonds atau surat hutang yang memang ditujukan untuk pelestarian alam dananya," jelasnya.

"Dananya nanti misalnya digunakan untuk konservasi terumbu karang, pelestarian badak bercula satu. Jadi dananya dimanfaatkan untuk yang sifatnya berkesinambungan," pungkasnya

Sementara itu Sekretariat ASF Shigeharu Suzuki mengatakan perusahaan efek di Asia kini semakin sadar dengan tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk membangun pasar yang adil dan efisien.

Menurut Ketua Asosiasi Dealer Efek Jepang (JSDA) itu menambahkan tahun 2017 total "green bonds" yang diterbitkan secara global mencapai sekitar 155 miliar dolar AS, sedangkan di Jepang sendiri, lanjut dia, sudah ada 10 "green bonds" yang diterbitkan dengan total nilai mencapai sekitar 200 miliar Yen.

"Ketika menjalankan bisnis, kami tidak hanya mengejar keuntungan semata tetapi juga memberikan kontribusi dan dukungna kepada lingkungan. Dengan menerbitkan 'green bonds' ini harus benar-benar memberi dampak kepada pembangunan berkelanjutan," katanya. 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait