Digitalisasi, LPD Pengotan Bangli Ikuti Kebutuhan Pasar

Digitalisasi, LPD Pengotan Bangli Ikuti Kebutuhan Pasar

Setiap Lembaga Perkreditan Desa (LPD) wajib melaksanakan laporan pertanggungjawaban pengurus paling lambat bulan Maret setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur tahun 2017.

Salah satunya adalah LPD Pengotan pada Kamis (14/3) di Bali Woso Upadesa Pengotan Bangli telah sukses melaksanakan laporan pertangungjawaban tahun buku 2018 dengan pencapaian yang sangat membanggakan yakni tembus diangka Rp 40,922 miliar. Disamping itu juga LPD Pengotan menuju LPD berbasiskan IT.

“Masyarakat kini bisa yang menggunakan fasilitas di ponsel android untuk bertransaksi secara digital. Dengan berbasis IT, kami harapkan seluruh masyarakat Pengotan mulai beralih ke digital dengan memanfaatkan ponsel yang dimilikinya,” kata Pemucuk LPD Pengotan, I Ketut Suwarno di Bali Woso Upadesa Pengotan, Bangli.

Menurutnya selain dapat bertransaksi dengan mudah, adanya layanan berbasis IT, masyarakat nantinya bisa mengawasi sendiri dana yang ditempatkan di LPD. Harapannya kinerja LPD dapat kian berkembang, mengingat pencapaian kinerjai berkat kepercayaan dan pertisipasi masyarakat Pengotan menyimpan dananya tetap setia di LPD.

Itu tampak dari laporan pertanggung jawaban pengurus LPD Pengotan hingga akhir 2018. Dari segi aset, pada 2018 mencapai Rp40,9 miliar atau meningkat dibandingkan 2017 mencapai Rp37 miliar. Begitupula dari segi kredit hingga akhir 2018 tersalurkan ke masyarakat mencapai Rp33,2 miliar.

Sedangkan modal LPD hingga saat ini diakui telah mencapai Rp7,9 miliar. Suwarno menambahkan dari modal donasi dari krama berupa kantor pada saat pendirian LPD Rp35 juta, di sisi lain dari segi laba hingga 2018 1,520 miliar untuk dana pembangunan ke desa adat mencapai Rp304 juta.

“Untuk itu kita berharap dengan terus menigkatkanya kepercayaan masyarakat Pengotan maka kinerja LPD kian meningkat,” ujarnya. Ia pun menyampaikan LPD Pengotan terdiri dari 8 Banjar dan pada 2019 ini menargetkan modal bisa meningkat capai Rp8 miliar sehingga satu banjar memilki modal Rp1 miliar. Tidak hanya itu ada kredit bulanan Rp29 miliar kredit musiman Rp3,6 miliar jadi secara keseluruhan mencapai Rp33 miliar lebih.

Ini mengantarkan LPD Pengotan berkatagori sehat dengan nilai 81 persen. Sementara itu I Wayan Kopok selaku Bendesa Adat Pengotan mengungkapkan sangat bangga dengan peran LPD di desa adat yang sudah begitu besar kontribusi ke Desa Adat terutama terkait mendukung secara penuh setiap ada pembangunan di prahyangan pura kayangan tiga yang ada di desa adat Pengotan.

“Kami berharap masyarakat tetap memberikan kepercayaan penuh pada LPD sehingga kontribusi LPD akan mamakin dirasakan apalagi pada 2021 kita akan melaksanakan ngaben massal dengan nama program DANGAN (dana abadi ngaben ) yang dananya berasal dari dana abadi karma Pengotan,” terangnya.

Menurutnya setiap KK dibebani dana Rp 1 juta dengan jumlah krama 1.200 KK sehingga nanti seumur hidup setiap ada ngaben masal krama Pengotan tidak akan berbasis biaya lagi karena dana abadi tersebut akan dikelola di LPD. “Setiap ada ngaben massal, bunganya kita berikan ke desa adat Rp1,2 miliar lewat DANGAN dan hingga saat ini sudah lebih dari 50 persen lebih krama Pengotan sudah menyetor dana abadinya,” tegasnya.

Karenanya ia berharap seluruh masyarakat segera melunasi kewajibannya di LPD sehingga ngaben massal bisa dilaksanakan pada 2021 nanti.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait