Bangkitkan Ekonomi Lombok, OJK KR 8 Bali-Nusra Gelar Media Gathering

Bangkitkan Ekonomi Lombok, OJK KR 8 Bali-Nusra Gelar Media Gathering

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan Pelatihan dan Gathering Media Massa KR8 di Novotel Kuta Lombok.Diikuti puluhan wartawan wilayah Bali dan Nusa Tenggara Kegiatan ini dilaksanakan 29 Juni hingga 2 Juli 2019.

Kepala OJK Mataram Farid Faletehan menjelaskan, kegiatan tersebut sengaja dilaksanakan di pulau Lombok sebagai salah satu upaya membangkitkan pariwisata Lombok pasca dilanda gempa.

Khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat menargetkan sekitar 70 persen hingga 75 persen akses keuangan dapat tercapai pada tahun 2019 dan melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan agar pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat diatasi.

"Kami tentu melakukan perencanaan keuangan terlebih dulu, apa-apa saja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, setelah itu kita bawa ke lembaga keuangan yang dibutuhkan oleh mereka, kalau kelas ke bawah kita bawa ke LKM, BPR dan PNM (Permodalan Nasional Madani). dan juga OJK secara nasional untuk target tahun 2019, memiliki akses keuangan sebesar 75 persen dan semoga tercapai, tahun 2016 akses keuangannya sekitar 63 persen, untuk 2019 tercapai dan kami optimistis," ujarnya Sabtu (29/06/2019)

Menurut Farid, industri perbankan kian melemah usai pulau Lombok dilanda gempa. Penurunannya hingga 7,0 persen lebih.

Hingga saat ini, lanjut Farid, pemerintah daerah bersama seluruh elemen yang ada di daerah ini berkolaborasi melakukan upaya recovery (pemulihan).

“Pulau Lombok sebagai wilayah terdampak gempa paling parah belum sepenuhnya melakukan pemulihan. Mudahan ke depan bisa segera normal,” kata Farid.

Situasi perbankan, dengan adanya bencana seperti gempa kemarin itu pertumbuhannya untuk PNM sampai 83 persen dalam kondisi setelah gempa dan tentu itu merupakan sesuatu yang luar biasa, dalam kondisi gempa pun masyarakat di bawah juga banyak membutuhkan, cuma banyak yang belum tersentuh," katanya pula.

Farid menjelaskan,"situasi perbankan, dengan adanya bencana seperti gempa kemarin itu pertumbuhannya untuk PNM sampai 83 persen dalam kondisi setelah gempa dan tentu itu merupakan sesuatu yang luar biasa, dalam kondisi gempa pun masyarakat di bawah juga banyak membutuhkan, cuma banyak yang belum tersentuh," katanya pula.

Dia juga menambahkan akan berusaha untuk meningkatkan dan menggencarkan proses dari setiap perencanaan keuangan. Keberadaan petani dan nelayan di NTB memiliki kemampuan menghasilkan pendapatan yang tinggi, namun ditemukan masalah pada saat pengelolaannya, sehingga berdampak pada pertumbuhan yang lambat.

Dengan adanya kegiatan ini, menurut Farid, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait