BPS Bali Apresiasi Rendahnya Inflasi di Dua Kota

BPS Bali Apresiasi Rendahnya Inflasi di Dua Kota

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar Apresiasi ini terkait dengan rendahnya inflasi di dua kota yang menjadi penyumbang inflasi terbesar tahun lalu, yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Singaraja.

Data BPS menunjukkan bahwa  inflasi Denpasar sebesar 0,14 persen dan inflasi Singaraja sebesar 0,18 persen di Juni 2015.

Secara akumulasi, kata dia, inflasi Denpasar sejak periode Desember 2014 hingga Juni 2015 masih di bawah 1 persen atau sebesar 0,84 persen. Kemudian tingkat inflasi years on years (yoy) untuk Kota Denpasar, terhitung sejak Juni 2014 hingga Juni 2015 sebesar 6,60 persen.

Inflasi Singaraja, per Mei 2015 hanya sebesar 0,81 persen, sementara untuk inflasi dari Juni 2014 ke Juni 2015 sebesar 8,72 persen.

“Saya sangat surprise dengan level inflasi kita (Bali ) yakni  sebesar 0.08 persen di Bali. Sebab selama 7 tahun terakhir, ini adalah level inflasi yang paling rendah dan kemarin sempat deflasi. Nah, dengan performa  seperti ini dalam 6 bulan pertama, optimisme untuk mengawal level inflasi Bali sesuai target di angka 4,5 persen, rasanya ada optimisme sepanjang dua periode yakni Juli dan Desember terlewati kawalan dengan baik,” katanya di kantor BPS Bali, Renon, Denpasar

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat bahwa Provinsi Bali mengalami inflasi pada Juni 2015 sebesar 0,08%, turun 0,27% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,35%. 

Inflasi Bali tersebut masih di bawah inflasi nasional Juni 2015 yang sebesar 0,54%.

Panusunan Siregar, Kepala BPS Provinsi Bali mengatakan, pihaknya cukup terkejut dengan inflasi Bali pada Juni 2015 tersebut dan dalam tujuh tahun terakhir, kali ini yang paling rendah karena tahun sebelumnya mengalami deflasi.

Dia menambahkan, sekarang ini yang masih dalam suasana Ramadan kemudian nanti diikuti dengan hari raya Galungan maka harus lebih waspada lagi dan tidak boleh lengah karena pada Juli 2015 nanti masih ada potensi untuk mendorong inflasi.

“Yang harus diwaspadai adalah komoditas-komoditas strategis yang jelas mendorong inflasi di Bali, itu yang harus diperhatikan seperti sekarang ini beras dan daging ayam ras yang harus diperhatikan,” ujarnya.

Selain itu, komoditas yang perlu diperhatikan lagi adalah telur ayam ras, cabai merah, serta cabai rawit. Operasi pasar dan pasar murah pun terus dilakukan untuk mengontrol lonjakan harga kebutuhan sehari-hari di pasar, lanjutnya.

“Sebenarnya pada Juli 2015 nanti kami melihat daging babi pun harus diawasi mendekati hari raya Galungan di Bali karena biasanya permintaan daging babi melonjak menjelang hari raya umat Hindu tersebut,” cetusnya.

Menjelang hari raya Idul Fitri dan Galungan yang bersamaan pada Juli 2015 beberapa harga bahan pokok di pasar Badung yang terletak di jalan Gajah Mada Denpasar mulai merangkak naik.

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait