Bali Revitalisasi Pengolahan dan Pemasaran Kakao

Bali  Revitalisasi Pengolahan dan Pemasaran Kakao

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran mengatakan kebijakan revitalisasi bidang pengolahan dan pemasaran untuk mengupayakan perbaikan kualitas.

Pemerintah Provinsi Bali berupaya keras meningkatkan kualitas kakao hasil hasil kebun untuk komoditas ekspor dengan harapan mampu menambah perolehan devisa.

"Oleh karena itu pembangunan komoditas perkebunan daerah Bali khususnya kakao dipusatkan pada kegiatan pengolahan berbasis unit pengolahan hasil sebagai industri pedesaan skala ekonomi kecil," ujarnya, di Denpasar.

Dalam meningkatkan pengetahuan para pekebun dan pengusaha, pihaknya menggelar bimbingan teknis.

"Upaya itu penting dilakukan, baik oleh pemerintah maupun para pelaku sendiri seperti petani perkebunan rakyat maupun pedagang dengan harapan mampu memperbaiki mutu hasil produksi dalam menyongsong pasar bebas," katanya.

Saat ini harga kakao di tingkat petani turun dari Rp34.400 menjadi Rp32.000 per kilogram untuk jenis biji fermentasi dan dari Rp31.400 menjadi Rp30.500 per kilogram untuk nonfermentasi.

Secara umum harga hasil perkebunan rakyat di Bali cukup stabil pada awal tahun ini. Ada beberapa yang berfluktuasi seperti kakao, kacang mete yang sifatnya sementara dan diharapkan dalam waktu singkat naik lagi.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait