PGN Tawarkan Gasifikasi Biomassa Kepada Bali

PGN Tawarkan Gasifikasi Biomassa Kepada Bali

Kabardewata - Perusahan Gas Negara (PGN) menawarkan pengembangan program gasifikasi biomassa sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan bagi Bali. Gasifikasi biomassa merupakan salah satu program PGN dalam mengembangkan sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah sekam padi, kayu dan sejenisnya. Gasifikasi biomassa dinilai sangat cocok untuk Bali sebagai solusi green energy. Apalagi gasifikasi biomassa sejalan dengan program pemerintah daerah Bali dalam mewujudkan Bali sebagai Green Province. Tawaran tersebut disampaikan Direktur Bidang Infrastruktur dan Teknologi PGN Djoko Saputro saat bertemu dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Ruang Pertemuan Gubernur Bali, Renon pada Rabu (20/1).

Tawaran ini merupakan inisiatif PGN dalam mendukung kebijakan nasional terkait telah ditetapkanya Bali sebagai daerah percontohan pengembangan energi bersih dan terbarukan.  Saat ini, pengembangan baru dilakukan di tiga wilayah yaitu Pati Jawa Tengah, Banyuwangi Jawa Timur dan Jembrana Bali. Dengan kompor yang dirancang khusus, limbah sekam padi, kayu dan sejenisnya yang telah diolah menjadi pelet dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, murah dan terbarukan. “Kami berharap bisa membangun kerjasama dengan Pemprov Bali untuk pengembangan jaringan  gas alam dan memperluas program gasifikasi bioamassa,”  kata Djoko Saputro

Djoko Saputro menggambarkan kebutuhan energi Bali yang saat ini masih sangat tergantung pada Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain mahal, BBM juga termasuk energi tak terbarukan dan cenderung memicu pencemaran lingkungan. Ironisnya, kebutuhan BBM dalam negeri juga masih disuplai dari beberapa negara. Berangkat dari fakta tersebut, PGN menawarkan pemanfaatan gas bumi (natural gas) dan pengembangan gasifikasi biomassa sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan yang cocok dikembangkan di Daerah Bali.

Djoko Saputro menyampaikan  cadangan natural gas yang dikelola PGN saat ini mencapai 864 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau setara dengan 155.174 barrel minyak/hari. Menurutnya jumlah tersebut sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan konversi bahan bakar bagi Bali dan daerah lainnya di Indonesia. Sebagai tindaklanjut, PGN berencana membangun jaringan pipa gas alam yang akan disalurkan langsung ke rumah tangga dan juga pelaku usaha pariwisata di Bali. “Floating storage terminal kami rancang terapung di laut, seperti yang dikembangkan di Lampung dan Jakarta,” ungkap Djoko Saputro.

Sedangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut positif rencana PGN mengembangkan energi bersih di Pulau Dewata yang akan dilaksanakan melalui penyaluran natural gas. Apalagi terkait rencana program gasifikasi biomassa, mengingat Bali memiliki produksi limbah cukup besar yang dapat diolah menjadi bahan bakar. Pada sisi lain, Kementerian ESDM juga telah mencanangkan Bali sebagaiCenter of Excellence energi bersih dan terbarukan. “Targetnya pada tahun 2019, 100 persen sumber energi yang dimanfaatkan di Bali adalah energi bersih dan ramah lingkungan,” ujar Pastika.(acc-muliarta)


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait