Hadapi MEA, JCI Bali Siapkan Beberapa Amunisi

Hadapi MEA, JCI Bali Siapkan Beberapa Amunisi

Kabardewata - Dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang bergulir sejak 2016, Junior Chamber International (JCI) Balitelah menyiapkan beberapa amunisi. Satu di antaranya adalah meningkatkan komunikasi dan kerjasama internasional. Khususnya komunikasi di antara 127 negara yang menjadi anggota JCI di seluruh dunia.

Hal ini diungkapkan Lokal Presiden JCI Bali yang ke-23, I Made Artana di acara 23rd JCI BaliInaguration An Investment Action, di Ksirarnawa Art Center, Denpasar.‎

Rencana kegiatan dengan kepengurusan baru JCI Bali di tahun 2016,  tidak lepas dari misi memberdayakan anak muda berbuat positif. ‎“Nah kegiatan kita tidak jauh dari itu. Kalau bidangnya ada pengembangan personal, community development dan ketiga adalah pengembangan bisnis.  Keempat international development,” katanya. Lanjutnya, kegiatan keempat ini sangat related dalam rangka menghadapai MEA 2016. Sebab anggota JCI telah terbiasa berkomunikasi secara internasional dengan enterpreneur muda di berbagai negara.

Selain itu, untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), JCI memiliki personal development dengan sistem yang cukup baik layaknya kurikulum.

“Training apa saja ada dan itu ter-record secara internasional, jadi sistem tahu. Melalui training inilah, kami berharap personal development, kapabilitas dan kapasitas member bisa terbangun dengan baik,” katanya.

Sehingga dalam menghadapi MEA,  anggota JCI telah memiliki modal minimal kerjasama internasional, mengingat kerjasama lintas negara ini merupakan bagian dari kegiatan anggota di seluruh dunia.  

“Yang perlu dikembangkan adalah persiapan SDM dengan sertfikasi dan standarisasi sehingga kemampuannya bisa diakui,” katanya.

Sementara di tempat yang sama National President Junior Chamber International (JCI) Indonesia, Ida Bagus Agung Gunartawa kepada Kabar Dewata  disela-sela JCI Bali Inaguration, mengatakan, daya saing wajib menjadi atensi para pengusaha lokal. Ia yakin, bila peningkatan daya saing telah dilakukan, maka akan berdampak pada terkatrolnya angka eksport Bali, tahun 2016.

Berbicara Masyarakat Ekonomi Asean, Gunartawa yakin MEA merupakan peluang bagi pengusaha lokal untuk kembali meningkatkan angka eksport. Bahkan dengan produk kreatif yang spesifik dan sulit diduplikasi, menjadi modal pengusaha untuk menguasai pasar Asia Tenggara. Namun satu catatan yang wajib menjadi perhatian, adalah bagaimana para pengusaha juga harus memperhatikan peningkatan kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).

"Kita optimis MEA membawa dampak positif. Kita berpeluang menguasai pasar ASEAN. Kita punya modal produk yang variatif. Tapi ya itu, peningkatan kualitas SDM harus tetap menjadi perhatian para pengusaha,"tambahnya.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait